Bisnis.com, MOSKOW—Sebagai produsen minyak terbesar di dunia, Rusia turut berupaya memangkas tingkat produksi harian untuk memperbaiki harga. Namun, pemangkasan tersebut belum memuaskan, karena tidak mencapai target 228.000 barel per hari (bph).
Dikutip dari Reuters, Minggu (20/10/2019), Rusia memproduksi minyak lebih banyak dari kesepakatan pada Septembber 2019 karena persiapan menuju musim dingin. Mereka pun membutuhkan lebih banyak gas kondensat.
Pada September 2019, produksi minyak Rusia turun menjadi 11,25 juta bph dari bulan sebelumnya 11,29 juta bph. Namun, volume itu masih di atas kesepakatan produksi global bersama sejumlah negara produsen minyak lainnya.
Bersama OPEC dan sejumlah sekutu, Rusia sepakat memangkas produksi 228.000 bph dari angka produksi puncak pada Oktober 2018 sebesar 11,41 juta bph. Berdasarkan perjanjian tersebut, Menteri Energi Alexander Novak menyampaikan artinya Rusia menargetkan produksi minyak sebesar 11,17 juta—11,18 juta bph.
Sebelumnya sejumlah negara produsen minyak sepakat memangkas produksinya hingga 1,2 juta bph sepanjang 2019. Beberapa negara, termasuk kelompok OPEC, mengeluhkan kegagalan Rusia dalam mematuhi kesepakatan.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, harga minyak WTI kontrak November 2019 turun 0,28% menjadi US$53,78 per barel. Adapun, minyak Brent kontrak Desember 2019 terkoreksi 0,82% menuju US$59,42 per barel.
Lagi-lagi Rusia Mangkir dari Perjanjian Produsen Minyak
Sebagai produsen minyak terbesar di dunia, Rusia turut berupaya memangkas tingkat produksi harian untuk memperbaiki harga. Namun, pemangkasan tersebut belum memuaskan, karena tidak mencapai target 228.000 barel per hari (bph).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
8 jam yang lalu