Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan The Fed Pangkas Suku Bunga Dorong Rupiah Berbalik Menguat

Optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berhasil membawa rupiah ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (17/10/2019), setelah parkir di zona merah sejak perdagangan awal pekan ini.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berhasil membawa rupiah ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (17/10/2019), setelah parkir di zona merah sejak perdagangan awal pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp14.155 per dolar AS, menguat 0,12% atau 16,5 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak melemah 0,19% menjadi 97,819.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa data penjualan ritel AS periode September yang menurun 0,3%, menjadi penurunan terbesar sejak November 2018 telah membuka peluang bagi The Fed untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan.

Padahal sektor konsumsi merupakan salah satu faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi AS di tengah pelemahan ekonominya yang terancam resesi.

“Peluang penurunan suku bunga oleh Fed AS pada Oktober naik juga disebabkan oleh komentar dari Presiden Fed Chicago Charles Evans yang berpendapat bahwa Fed cukup agresif untuk mendapatkan momentum mencapai target inflasi,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (17/10/2019).

Adapun, berdasarkan alat monitor suku bunga The Fed Investing.com, investor saat ini melihat peluang sebesar 88,7% dari pengurangan 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed akhir bulan ini.

Pemangkasan suku bunga acuan akan membantu melemahkan dolar AS sehingga menjadi pendorong bagi rupiah untuk bergerak lebih kuat.

Di sisi lain, Ibrahim mengatakan bahwa euforia pelantikan Presiden Indonesia terpilih periode 2019-2024 Joko Widodo juga menjadi sentimen penggerak pasar.

Pelaku pasar menanti susunan kabinet pemerintahan yang dikabarkan terdiri atas 50% kalangan profesional sehingga optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi meningkat dan berdampak pada penguatan mata uang garuda pada perdagangan kali ini.

Ibrahim memprediksi rupiah melanjutkan penguatannya pada perdagangan Jumat (18/10/2019) di kisaran Rp14.130 per dolar AS hingga Rp14.190 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper