Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten yang positif mendorong bursa saham Eropa pada awal perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2019) setelah penurunan 1 persen pada perdagangan sebelumnya.
Namun, sentimen masih lemah karena investor menantikan pembicaraan perdangangan penting antara AS dan China pekan ini serta keraguan bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan berjalan mulus.
Indeks Stoxx Europe terpantau menguat 0,3 persen pada awal perdagangan, dengan hampir seluruh indeks utama menguat, dipimpin oleh indeks saham Jerman.
Indeks blue-chip FTSE 100 Inggris mencatat kinerja negative buruk setelah poundsterling melonjak menyusul laporan bahwa Uni Eropa siap untuk menyetujui konsesi utama dalam negosiasi Brexit.
"Pasar tampaknya membuat perhitungan bahwa meskipun tidak ada kesepakatan (Brexit) pada akhir minggu atau bulan ini, perpanjangan akan terjadi, dan Brexit tanpa kesepakatan dapat dihindari setidaknya dalam jangka pendek," ungkap Michael Hewson, analis CMC Markets, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/10).
Masa depan yang sangat tidak pasti untuk Brexit, ditambah dengan meningkatnya kekhawatiran seputar perang perdagangan AS-CHina, telah menyeret indeks Stoxx sekitar 3 persen pada bulan Oktober, menghapus semua kenaikan pada bulan September.
Baca Juga
Langkah Departemen Luar Negeri AS yang mengumumkan pembatasan visa pada pejabat China memperburuk kekhawatiran. Langkah ini hanya sehari setelah Departemen Perdagangan AS memutuskan untuk menambah 20 biro keamanan publik China dan delapan perusahaan ke dalam daftar hitam perdagangan.
Emiten dengan laporan pendapatan yang kuat memimpin kenaikan pada indeks Stoxx. Bandar taruhan Inggris GVC naik 3,9 persen setelah menaikkan prediksi pendapatan inti setahun penuh untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir.
Sementara itu, perusahaan pengiriman makanan online Belanda Takeaway.com naik 0,4 persen karena melaporkan peningkatan pesanan pada kuartal ketiga hingga 87 persen.
Namun, permintaan untuk perawatan kesehatan, telekomunikasi, dan saham real estat, yang umumnya dianggap sektor defensive, masih menunjukkan adanya kehati-hatian di kalangan investor.