Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HMSP & GGRM Anjlok, IHSG Melemah 2 Persen Lebih Pagi Ini

Dua emiten rokok menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah lebih dari 2 persen pada awal perdagangan perdagangan hari ini, Senin (16/9/2019).
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten rokok menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah lebih dari 2 persen pada awal perdagangan perdagangan hari ini, Senin (16/9/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau melemah 2,07 persen atau 130,98 poin ke level 6.203,86 pada pukul 09.17 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 1,15 persen atau 72,55 poin di level 6.262,29.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.199,5 – 6.266,14. Adapun pada perdagangan Jumat (139), IHSG ditutup melemah 0,12 persen atau 7,33 poin ke level 6.334,84.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona merah pagi ini, dipimpin sektor barang konsumsi yang melemah 7.04 persen, disusul sektor industry dasar yang turun 3 persen. Di sisi lain, sektor tambang dan pertanian menguat masing-masing 0,42 persen dan 0,16 persen.

Sebanyak 77 saham menguat, 154 saham melemah, dan 420 saham stagnan dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing merosot 20 persen dan 20,39 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pagi ini.

Dua emiten rokok ini merosot setelah pemerintah memutuskan untuk menaikkan cukai rokok mulai tahun 2020 mendatang. Sebagai informasi, pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai dengan rata-rata sekitar 23 persen dan menaikkan harga jual eceran dengan rata-rata sekitar 35 persen mulai 1 Januari 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kementerian akan menyiapkan payung hukum mengenai kenaikan cukai ini. Sri Mulyani mengatakan kenaikan ini bertujuan untuk menekan konsumsi rokok, terutama di kalangan perokok wanita dan remaja, serta menekan peredaran rokok illegal.

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi mengatakan bahwa rencana penaikan cukai rokok hingga 23% mulai 1 Januari 2020, di atas perkiraan analis. Analis memproyeksikan kenaikan cukai berada pada rentang 10%—15%.

“Kenaikan 23% untuk mengkompensasi tidak naiknya cukai rokok pada tahun ini. Sehingga pada 2021, masih bisa berharap kenaikan cukai hanya 10%—12% saja,” terangnya pada Jumat (13/9).

Sementara itu, bursa saham lainnya di Asia cenderung melemah hari ini di tengah liburnya sejumlah bursa saham seperti Jepang dan Malaysia. Indeks Shanghai Composite terpantau melemah 0,07 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 1,07 persen. Di sisi lain, indeks Kospi melemah 0,32 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper