Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak rebound dari pelemahannya bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seiring dengan pulihnya sentimen untuk aset-aset berisiko yang didongkrak perkembangan dari Hong Kong.
Sebaliknya, harga emas Comex, yang bersifat sebagai safe haven di tengah keresahan dan ketidakpastian global, tergelincir dari relinya.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (4/9/2019):
Sektor Tambang Dongkrak IHSG, Rupiah Menguat
IHSG berhasil ditutup menguat 0,13 persen atau 8,07 poin di level 6.269,66, setelah terkoreksi di zona merah dua hari berturut-turut sebelumnya.
Lima dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin tambang (+1,16 persen) dan perdagangan (+0,73 persen). Empat sektor lainnya ditutup di zona merah, dipimpin infrastruktur yang turun 0,38 persen sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG.
Dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 219 saham menguat, 195 saham melemah, dan 237 saham stagnan.
Saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) yang masing-masing naik 18,64 persen dan 23,84 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 68 poin atau 0,48 persen di level Rp14.160 per dolar AS, setelah berakhir terdepresiasi 34 poin atau 0,24 persen di posisi 14.228 pada perdagangan Selasa (3/9).
Pada saat yang sama, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,253 poin atau 0,26 persen ke posisi 98,747.
Mata uang lainnya di kawasan Asia ikut terapresiasi di tengah pelemahan dolar AS akibat tertekan rilis laporan aktivitas manufaktur AS bulan Agustus yang menunjukkan kontraksi.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks aktivitas pabrik nasional turun menjadi 49,1 pada Agustus, kontraksi pertama sejak 2016.
“Data ISM keluar setelah indeks dolar menguat selama beberapa waktu, sehingga mengarah pada spekulasi bahwa dolar telah mencapai puncak jangka pendek. Kita juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ISM turun di bawah 50,” terang Masakatsu Fukaya, pedagang mata uang emerging market di Mizuho Bank, seperti dikutip Bloomberg.
Isu RUU Ekstradisi Buat Bursa Hong Kong Melonjak, Saham Global Naik
Bursa Asia kompak menguat bersama bursa Eropa dan indeks futures Amerika Serikat (AS), didongkrak harapan kembalinya stabilitas politik di Hong Kong.
Bursa saham di Hong Kong mencatat lonjakan tertinggi sejak 2018 sekaligus membantu mendorong pasar di kawasan Asia ke posisi lebih tinggi, menyusul laporan bahwa Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carriel Lam akan mencabut rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi.
"Pencabutan itu adalah tanda titik balik dalam krisis selama 13 pekan,” ujar Justin Tang, kepala riset Asia di United First Partners. "Investor saham ritel dan properti mensinyalkan optimisme mereka dan mengalirkan kembali uang mereka.”
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau lanjut melorot 12,40 poin atau 0,80 persen ke level US$1.543,50 per troy ounce pukul 18.47 WIB.
Namun, harga emas diprediksi akan melonjak melampaui level US$1.600 per troy ounce, didorong langkah pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) guna melawan perlambatan pertumbuhan dan dampak dari perang perdagangan dengan China.
“Siklus pelonggaran oleh The Fed akan mendorong harga rata-rata di atas level US$1.600 pada kuartal pertama 2020. Kami memperkirakan emas akan naik secara signifikan,” tulis BNP dalam catatannya.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik tajam sebesar Rp10.000 menjadi Rp775.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp8.000 menjadi Rp699.000 per gram.
PM Inggris Kalah dalam Pemungutan Suara Brexit, Poundsterling Rebound
Mata uang pound sterling rebound hari ini setelah anggota parlemen Inggris mengalahkan Perdana Menteri Boris Johnson dalam pemungutan suara di parlemen.
Anggota parlemen memenangkan pemungutan suara diperkirakan akan memperkenalkan RUU di parlemen pada hari Rabu (4/9) dan berusaha untuk mencegah Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober tanpa pengaturan transisi (no-deal Brexit).
Kekalahan dalam pemungutan suara ini mendorong PM Boris untuk mendorong pemilihan umum dini. Mosi untuk pemilu dini tersebut akan diajukan pada Rabu.