Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai strategi PT Astra International Tbk. (ASII) memperkuat bisnis dan rencana rights issue PT Phapros Tbk. menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (27/8/2019).
Berikut perincian topiknya:
ASII Perkuat Bisnis di Luar Otomotif. PT Astra International Tbk. masih terus memperkuat bisnis non-otomotif pada tahun ini guna meningkatkan kinerja perseroan ke depan. Salah satu yang akan diperkuat adalah bisnis digital. Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, perseroan siap untuk menyuntikkan investasi ke perusahaan rintisan dalam negeri. (Bisnis Indonesia)
PPRO & BSDE Kejar Target Prapenjualan. Dua emiten properti, PT PP Properti Tbk. dan PT Bumi Serpong Damai Tbk.optimistis dapat mengejar target marketing sales 2019 meski pencapaian hingga paruh pertama masih di bawah 50% dari target. Direktur Utama PT PP Properti Tbk. (PPRO) Taufik Hidayat yakin dapat memenuhi target marketing sales sebesar Rp3,7 triliun pada akhir tahun, kendati pencapaian sampai dengan Juli 2019 baru mencapai Rp945 miliar. (Bisnis Indonesia)
Saham TLKM Kian Bertenaga, Waktunya Beli? Dengan catatan kinerja pada separuh pertama 2019, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. terlihat cukup bertenaga untuk melanjutkan capaian positif hingga akhir tahun. Dengan katalis tersebut, sanggupkah saham emiten dengan kode TLKM itu melaju ke Rp5.000? (Bisnis Indonesia)
Racikan Ekspansi ala Phapros. Rencana rights issue PT Phapros Tbk. diyakini bakal mendukung pertumbuhan usaha perseroan. Dengan begitu, emiten dengan kode saham PEHA itu pun dapat berkompetisi dengan perusahaan farmasi lainnya. Akankah rencana itu berjalan mulus? Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan, sekitar 50% dari dana yang diperoleh dari hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi bisnis. (Bisnis Indonesia)
ADRO Andalkan Kas Internal. PT Adaro Energy Tbk. masih mengandalkan kas internal untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure tahun ini yang dialokasikan sekitar US$450 juta—US$600 juta. Lie Luckman, Chief Financial Officer Adaro Energy, memaparkan perseroan mengalokasikan belanja modal US$450 juta—US$600 juta pada 2019. (Bisnis Indonesia)