Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Minat Berinvestasi Aset Berisiko Pulih, Emas Lanjutkan Pelemahan

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.08 WIB, emas di pasar spot bergerak melemah 0,38% menjadi US$1.508,28 per troy ounce.
Finna U. Ulfah
Finna U. Ulfah - Bisnis.com 19 Agustus 2019  |  13:31 WIB
Minat Berinvestasi Aset Berisiko Pulih, Emas Lanjutkan Pelemahan

Bisnis.com, JAKARTA - Emas melanjutkan penurunannya pada perdagangan Senin (19/8/2019) seiring dengan minat investor untuk kembali mengumpulkan aset berisiko mulai pulih akibat komentar Presiden AS Donald Trump yang cenderung positif terkait dengan perdagangan AS dengan China.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.08 WIB, emas di pasar spot bergerak melemah 0,38% menjadi US$1.508,28 per troy ounce. Sementara itu, emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex bergerak melemah 0,43% menjadi US$1.516,9 per troy ounce.

Mengutip riset harian PT Asia Trade Point Futures, membaiknya pasar obligasi AS setelah terjadi inversi dalam kurva hasil imbal hasil sehingga memicu kekhawatiran terjadi resesi global telah menjadi penyebab utama terdepresiasinya harga emas.

“Tampak pelaku pasar mulai mengakumulasi keuntungan dipasar emas ditengah kondisi tersebut, apalagi situasi pasar keuangan mulai kondusif seiring dengan meredanya perseteruan dagang antara AS dengan China,” tulis Asia Trade Point Futures seperti dikutip dari risetnya, Senin (19/8/2019).

Pada akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan China yang berjalan cukup baik.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa dirinya tidak siap untuk menandatangani kesepakatan apapun sebelum kedua pihak menyusun tanggal untuk dimulainya kembali negosiasi perdagangan.

Adapun, fokus pasar lainnya pada pekan ini adalah komentar Gubernur The Fed Jerome Powell yang akan menghadiri pertemuan The Fed Kansas sehingga akan menjadi kunci untuk mengukur kemungkinan The Fed akan menambah pemotongan suku bunga bulan Juli.

“Selanjutnya situasi global akan tetap menjadi penopang utama bagi pasar emas seiring dengan meredupnya prospek ekonomi global,” papar Asia Trade Point Futures.

Di sisi lain, meski terdepresiasi, emas masih membukukan kinerja yang baik sepanjang tahun berjalan dengan bergerak menguat 17,6% secara year to date.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Harga Emas Hari Ini
Editor : Ana Noviani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top