Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. baru saja mengumumkan kinerja keuangan per 30 Juni 2019. Simak ulasan kinerja dan saham emiten bersandi BBRI itu dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Pada kuartal II/2019, BBRI membukukan laba bersih Rp8 triliun, naik 6,9% secara tahunan. Namun, capaian itu melemah 2% dibandingkan dengan kuartal I/2019.
Lee Youngjun, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menuturkan pihaknya mengharapkan BBRI akan membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit rendah pada 2019.
"Proyeksi itu didukung oleh peningkatan net interest margin (NIM) dibandingkan dengan semester I/2019 dan biaya kredit yang stabil," tulisnya dalam riset, Kamis (15/8/2019).
Pada kuartal II/2019, NIM bank pelat merah itu tercatat 7,02%, lebih rendah dibandingkan dengan 7,64% pada kuartal II/2018. Namun, NIM BBRI membaik secara kuartalan dengan naik 23 basis poin dari kuartal I/2019.
Menurut Lee, hal itu disebabkan biaya pendanaan dan earnings asset yield dikelola dengan baik. NIM BBRI diperkirakan akan membaik pada semester II/2019.
Baca Juga
Proyeksi itu didasarkan pada dua hal. Pertama, manajemen BBRI kemungkinan akan menurunkan biaya pendanaan pada semester II/2019. Kedua, portofolio aset dan liabilitas BBRI berada pada posisi yang tepat pada penurunan suku bunga kebijakan yang telah terjadi pada Juli dan akan berlanjut pada semester II/2019.
Sementara itu, pinjaman BBRI tumbuh sebesar 11,3% secara tahunan pada kuartal II/2019. Hal itu didorong oleh mikro dan komersial kecil.
"Kami perkirakan pertumbuhan double digit sebesar 11%-13% secara tahunan pada 2019, didorong oleh segmen mikro."
Lebih lanjut, special mention loans (SML) dan non performing loan (NPL) BBRI tercatat meningkat masing-masing 84 basis poin dan 2 basis poin secara kuartalan pada kuartal II/2019.
"Faktor utama peningkatan SML dan NPL adalah Krakatau Steel (KRAS/Not Rated) dan Duniatex," tulis Lee.
Kendati demikian, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan biaya kredit dan rasio NPL akan stabil pada semester II/2019. Proyeksi itu seharusnya membantu menjaga pertumbuhan pendapatan pada paruh kedua tahun ini.
"Kami menjaga rekomendasi Trading Buy kami dan mempertahankan target harga kami untuk BBRI di level Rp5.100. Harga target kami menyiratkan rasio harga per nilai buku (price to book value/PBV) sebesar 2,9 kali," ujarnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada awal perdagangan hari ini hingga pukul 09:16 WIB, BBRI terkoreksi 70 poin ke level Rp4.260 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2019, BBRI menguat 16,67%.