Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Efek Indonesia telah mengantongi daftar beberapa perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering) di pasar modal pada semester kedua tahun ini.
Adapun, sepanjang tahun berjalan, pencatatan saham perdana di BEI berada di peringkat pertama se-Asia Tenggara sebanyak 32 IPO. Namun demikian, nilai dana yang dihimpun (fund raised) tercatat masih rendah dibandingkan bursa lainnya.
Berdasarkan data BEI yang mengutip EY Global IPO Trends Q2 Jun-19, nilai fund raised di Indonesia tercatat sebesar US$0,2 miliar, di bawah nilai yang dihimpun di bursa Malaysia dan Thailand yang sebesar US$0,3 miliar dan jauh di bawah Bursa Singapura (SGX) yang sebesar US$1,2 miliar.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menegaskan, upaya bursa saat ini memang lebih untuk melakukan pendalaman pasar dalam rangka menggenjot penawaran dari sisi produk dan permintaan dari sisi investor.
“Yang jelas, bursa tidak hanya [untuk] perusahaan besar. Kami juga konsentrasi untuk perusahaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah),” kata Inarno di sela-sela perayaan 42 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di gedung BEI, Senin (12/8/2019).
Baca Juga
Dirinya mengklaim, saat ini bursa juga tengah mencari perusahaan berskala besar yang ingin menjadi perusahaan terbuka dan menghimpun pendanaan lewat pasar modal.
Per akhir pekan lalu, BEI telah mengantongi daftar 16 perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering).
“Jadi, tentunya kalau rising fund yang besar kami akan mencari perusahaan besar yang go public. Kami sudah ada daftarnya," kata Inarno.
Sementara dari sisi investor, Inarno mengungkapkan bahwa BEI dan SRO (self-regulatory organization) akan melakukan “pembersihan” investor ritel. Pasalnya, mulai banyak investor ritel yang mulai tidak aktif dan masih kurang dalam menyampaikan dokumen seperti KTP maupun NPWP.
“Kami juga ingin memperbaiki kualitas investor ritel yang kira-kira sudah tidak aktif atau ada kekurangan dokumen seperti KTP dan NPWP, itu akan kami kurangi. Jadi kami mau bersihkan investor ritel ini,” tutur Inarno.
Daftar Calon Emiten dalam Pipeline BEI | ||
---|---|---|
Nama Perusahaan | Tahun Buku | Sektor |
PT Ifishdeco Tbk. | 31 Maret 2019 | Tambang |
PT Dana Brata Luhur Tbk. | 31 Desember 2018 | Tambang |
PT Itama Ranoraya Tbk. | 31 Desember 2018 | Perdagangan, Jasa, dan Investasi |
PT Kencana Energi Lestari Tbk. | 31 Maret 2019 | Infrastruktur, Ulititas, dan Transportasi |
PT Bhakti Agung Propertindo Tbk. | 28 Februari 2019 | Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan |
PT Telefast Indonesia Tbk. | 31 Maret 2019 | Perdagangan, Jasa, dan Investasi |
PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. | 31 Maret 2019 | Industri Dasar dan Kimia |
PT Meka Adipratama Tbk. | 30-Apr-19 | Perdagangan, Jasa, dan Investasi |
PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk. | 30-Apr-19 | Industri Dasar dan Kimia |
PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. | 30-Apr-19 | Aneka Industri |
PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. | 31 Maret 2019 | Industri Dasar dan Kimia |
PT Dynatal Tatapersada Sampurna Tbk. | 31 Maret 2019 | Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan |
PT Nusantara Almazia Tbk. | 31 Mei 2019 | Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan |
PT Gunung Raja Paksi Tbk. | 31 Maret 2019 | Industri Dasar dan Kimia |
PT Alamanda Investama Tbk. | 31 Mei 2019 | Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan |
PT Digital Mediatama Maxiam Tbk. | 30-Apr-19 | Perdagangan, Jasa, dan Investasi |
Sumber: Bursa Efek Indonesia per 12 Agustus 2019.