Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Gas AS Siap Capai Rekor

Energy Information Administration juga memproyeksikan konsumsi gas akan naik menjadi 84,65 bcfd pada tahun ini, mengalahkan rekor tertinggi 82,07 bcfd setahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi gas alam kering Amerika Serikat diperkirakan akan naik ke rekor tertinggi sepanjang masa 91,03 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/bcfd) pada tahun ini ini.

Energy Information Administration (EIA) dalam Short Term Energy Outlook (STEO), Selasa (6/8/2019) melaporkan, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (7/8/2019).

Namun, proyeksi produksi terbaru untuk 2019 turun dari perkiraan EIA pada Juli lalu, sebesar 91,35 bcfd. EIA juga memproyeksikan konsumsi gas akan naik menjadi 84,65 bcfd pada tahun ini, mengalahkan rekor tertinggi 82,07 bcfd setahun lalu.

Proyeksi permintaan 2019 dalam laporan STEO Agustus naik dari perkiraan EIA pada Juli lalu sebesar 84,59 bcfd.  Sementara itu, proyeksi produksi EIA pada 2020 akan naik menjadi 92,50 bcfd. Namun, permintaan akan turun menjadi 83,96 bcfd.

Badan tersebut memperkirakan ekspor gas bersih AS akan mencapai 5,2 bcfd pada 2019 dan 8,1 bcfd pada 2020, naik dari 2,0 bcfd pada 2018. Sebagai informasi, Amerika Serikat menjadi pengekspor gas bersih pada 2017 untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.

Gas yang diproyeksikan EIA akan menjadi bahan bakar pembangkit listrik utama AS pada 2019 dan 2020, setelah menggantikan batu bara pada 2016.

Hal itu memproyeksikan pangsa pembangkit gas akan naik menjadi 37% pada 2019 dari 34% pada 2018, sebelum tergelincir menjadi 36% pada 2020.

Adapun pangsa pembangkitan batu bara diperkirakan akan turun menjadi 24% pada 2019 dan 2020 dari 28% pada 2018.

Sementara itu, pangsa pembangkit nuklir diperkirakan sebesar sekitar 20% pada tahun 2019 dan 2020, sedangkan energi terbarukan akan meningkat dari 17% pada 2018 menjadi 18% pada 2019, dan 19% pada 2020.

EIA memproyeksikan, sektor listrik akan membakar 538,1 juta ton batu bara pada 2019, terendah sejak 1979. Kemudian sebanyak 525,9 juta ton pada 2020, terendah sejak 1978.

Emisi karbon AS sebagian besar telah menurun sejak memuncak pada 6.001 juta ton pada 2007. Hal itu karena sektor listrik membakar lebih sedikit batu bara, turun ke level terendah 25-tahun pada 5.133 juta ton pada 2017.

Namun pada 2018, emisi karbon yang terkait dengan energi naik untuk pertama kalinya dalam 4 tahun menjadi 5.271 juta ton, karena ekonomi yang booming dan konsumsi gas lebih tinggi selama musim dingin yang lebih dingin dan musim panas yang lebih hangat.

Emisi karbon EIA yang diproyeksikan akan turun menjadi 5.151 juta ton pada 2019 dan 5.128 juta ton pada 2020, terendah sejak 1992, karena semakin banyak pabrik batu bara pensiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper