Bisnis.com, JAKARTA—Perang dagang China-AS diproyeksikan bakal memengaruhi pasar saham karena tensinya yang memanas. Berikut tiga
sektor rekomendasi analis.
Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menyebut perang dagang China-AS memperlambat ekonomi global. Di sisi lain, akibat hambatan yang diterapkan AS, China menjual barang ke negara berkembang sehingga
hal tersebut berpengaruh terhadap sektor usaha yang memproduksi produk serupa.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, pilihan aman justru pada sektorperbankan dan properti karena ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia. Di sisi lain, terdapat tekanan dari rendahnya daya beli masyarakat.
Namun, dengan berharap pada penurunan suku bunga, emiten seperti BMRI, BNI, BBRI serta BSDE, SMRA, LPKR dan LPCK bisa menjadi perhatian investor.
“Kecenderungannya bank sentral menurunkan suku bunga. Kami expectbanking dan properti masih cukup menarik biarpun sisi lain ada tekanan daya beli masyarakat,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (7/8/2019).
Lebih lanjut, dia berujar lini usaha yang berorientasi ekspor seperti tekstil dan tambang nikel dan timah juga bisa menjadi perhatian. Alasannya, kegiatan bisnis emiten tersebut tak mengalami hambatan. Saham-saham emiten seperti TINS, INCO, ANTM dan SRIL.
“Kami pikir nikel, timah masih cukup menarik dan kami merasa bahwa harganya enggak tertekan. Emitennya TINS, INCO, ANTM. Sritex masihcukup menarik,” katanya.