Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terangkat Pagi ini, Tetapi Rawan Jatuh

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10:15 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate pengiriman September 2019 menguat 0,62% atau 0,34 poin ke posisi US$55,03 per barel.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak berjangka naik tipis pada Selasa (6/8/2019), tetapi masih berada di bawah tekanan meningkatnya tensi perang dagang Amerika Serikat dan China.

Sentimen tersebut membuat pasar cemas terhadap pelemahan ekonomi global dan masa depan permintaan minyak.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10:15 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate pengiriman September 2019 menguat 0,62% atau 0,34 poin ke posisi US$55,03 per barel.

Harga minyak mentah Brent menguat 0,64% atau 0,38 poin ke posisi US$60,24 per barel.

Sehari sebelumnya, harga acuan itu jatuh lebih dari 3% karena para trader khawatir ketegangan perang dagang AS dan China, dua konsumen minyak terbesar menurunkan konsumsi bahan bakar.

Perang dagang yang berlangsung selama setahn ini memanas lagi, menyusul tuduhan Washinton kepada Beijing tentang manipulasi mata uang mereka, setelah China membiarkan yuan merosot ke level terendah dalam satu dekade terakhir.

Edward Moya, analis senior di OANDA, New York, mengatakan, harga minyak tidak bisa dari permintaan. Kali ini sehubungan dengan eskalasi terbaru China dengan mendevaluasi yuan. Selain itu, Negeri Panda juga membatasi pembelian pertanian AS.

“Hal itu menggagalkan harapan untuk kesepakatan perdagangan tahun ini,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/8/2019).

Dia menambahkan, untuk saat ini pasar mengabaikan situasi di Timur Tengah. Namun, jika mereka melihat situasi di Teluk Persia tetap bergejolak dan persediaan minyak AS kembali merosot, harga minyak sepertinya mendapat dukungan untuk menguat.

Iran melalui kementerian luar negeri mereka mengatakan, pihaknya tidak lagi mentolerir serangan maritim di Selat Hormuz. Pernyataan tersebut dirilis sehari setelah penangkapan kapal kedua dekat di kawasan tersebut. Iran menuduh kapal tersebut menyelundupkan bahan bakar.

Penyitaan Iran atas kapal tanker minyak Irak itu, telah menimbulkan sejumlah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan Timur Tengah.

Sementara itu, para analis memperkirakan, kekhawatiran bahwa konflik perdagangan telah memasuki fase saling membalas, antara AS dan China, sudah membebani sentimen di pasar minyak, yang saat ini kurang memperhatikan ketegangan di Timur Tengah.

Harga minyak mungkin mendapatkan kelonggaran di kemudian hari karena jajak pendapat Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan turun selama 8 minggu berturut-turut.

Jajak pendapat itu dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, yang dijadwalkan untuk merilis data untuk minggu terakhir pada Selasa, pukul 20:30 GMT atau 03:30 WIB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper