Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street kembali melemah pada perdagangan Kamis (1/8/2019) setelah Presiden AS Donald Trump membuat kekhawatiran perang perdagangan AS-China kembali menjadi sorotan.
Trump meningkatkan kembali kekhawatiran perang perdagangan setelah ia mengatakan di akun Twitternya akan mengenakan tarif tambahan 10 persen pada impor asal China yang nilainya mencapai US$300 miliar.
Setelah bergerak di zona positif sepanjang perdagangan, ketiga indeks saham utama AS tiba-tiba berbalik arah karena investor dengan cepat melepas kepemilikan saham setelah tweet Trump tersebut.
"Masalah terbesar bagi investor yang disadari adalah bahwa ini merupakan masalah sistemik dan akan menjadi masalah berkelanjutan antara AS dan China," kata Joseph Quinlan, kepala kantor investasi utama Merrill dan Bank of America Private Bank, seperti dikutip Reuters.
Aksi jual terjadi setelah pemotongan suku bunga pertama Federal Reserve AS dalam satu dekade terakhir, yang dilanjutkan dengan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang meruntuhkan ekspektasi pelonggaran monter tahun ini.
"Sepertinya presiden menggertak Powell untuk mengobarkan perang dagangnya. Pasar seharusnya tidak menghargai hal itu," kata Michael O'Rourke, kepala analis di Jonestrading.
Baca Juga
...during the talks the U.S. will start, on September 1st, putting a small additional Tariff of 10% on the remaining 300 Billion Dollars of goods and products coming from China into our Country. This does not include the 250 Billion Dollars already Tariffed at 25%...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 1, 2019
Sebelumnya, Wall Street mendapat dorongan dari serangkaian kinerja positif dari berbagai perusahaan, termasuk General Motors Co, Kellogg Co, Verizon Communications Inc dan Yum Brands Inc,.
Dalam berita ekonomi, sektor manufaktur AS berekspansi pada Juli dengan laju paling lambat dalam hampir tiga tahun, menurut data Purchasing Manager Index (PMI) dari Institute for Supply Management.
Investor saat ini menantikan rilis laporan tenaga kerja Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat (2/8).
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 280,85 poin atau 1,05 persen ke level 26.583,42, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 26,82 poin atau 0,90 persen ke 2.953,56 dan Nasdaq Composite turun 64,30 poin atau 0,79 persen ke level 8.111.12.
Dari 11 sektor utama indeks S&P 500, delapan ditutup di wilayah negatif, dengan industri keuangan dan energi mencatat persentase kerugian terbesar.
Musim laporan pendapatan kuartal kedua berlanjut dengan kecepatan penuh, dengan 355 emiten pada indeks S&P 500 telah merilis laporan keuangan.74,4 persen di antaranya melampaui estimasi, menurut data Refinitiv.