Bisnis.com, JAKARTA — PT Bayan Resources Tbk. membukukan penurunan laba bersih 34,24 persen secara tahunan pada semester I/2019.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, yang dikutip Jumat (26/7/2019), Bayan Resources membukukan pendapatan US$858,57 juta per akhir Juni 2019 atau naik tipis 2,57 persen dari US$837,09 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Tetapi, beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik 34,64 persen secara year-on-year (yoy), dari US$379,25 juta menjadi US$510,62 juta pada semester I/2019. Akibatnya, laba bruto yang dibukukan emiten berkode saham BYAN itu turun 24 persen secara tahunan selama Januari-Juni 2019, menjadi US$347,94 juta.
Kenaikan signifikan juga terjadi untuk beban penjualan perseroan. Jumlah yang dikeluarkan naik 58,79 persen dari US$57,78 juta pada semester I/2018 menjadi US$91,75 juta per akhir Juni 2019.
Dengan demikian, perusahaan tambang itu membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$178,71 juta pada semester I/2019. Pencapaian itu turun 34,24 persen secara yoy, dari sebelumnya US$271,78 juta.
“[Penurunan laba bersih karena] Harga [batu bara] turun dari sananya,” ujar Direktur Bayan Resources Jenny Quantero saat dihubungi Bisnis.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, BYAN mengincar pendapatan US$1,5 miliar-US$1,8 miliar pada 2019. Artinya, nilai yang dibidik naik hingga 7,78 persen dari realisasi 2018.
Tahun lalu, BYAN mengantongi pendapatan US$1,67 miliar atau tumbuh 57,09 persen dari US$1,06 miliar pada 2017. Dari sisi volume produksi, target yang dibidik perseroan berada di kisaran 32 juta-36 juta ton. Harga jual rata-rata diperkirakan US$46-US$48 per ton.