Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih Lesu, Rupiah Tabah di Bawah 14.000

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (24/7/2019).
Pengunjung beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (13/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (13/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari level 6.400 sekaligus melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (24/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,29 persen atau 18,82 poin di level 6.384,99 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (23/7), indeks terkoreksi 0,46 persen atau 29,74 poin dan berakhir di posisi 6.403,81.

Sebelum melanjutkan pelemahannya, pergerakan indeks sempat berbalik ke zona hijau dengan dibuka naik 0,15 persen atau 9,51 poin di posisi 6.413,32 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.380,01 – 6.419,22.

Menurut Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, pergerakan IHSG secara teknikal masih diwarnai aksi jual.

Lima dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin infrastruktur (-1,49 persen) dan barang konsumsi (-0,52 persen). Empat sektor lainnya mampu menguat, dipimpin perdagangan yang naik 0,54 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 185 saham menguat, 217 saham melemah, dan 250 saham stagnan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) yang masing-masing turun 1,41 persen dan 13,04 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.

Nilai tukar rupiah pun lanjut berakhir melemah 12 poin atau 0,09 persen di level Rp13.997 per dolar AS, pelemahan hari ketiga, di tengah berlanjutnya penguatan dolar AS.

“Setelah rally tajam, profit taking dalam aset-aset Rupiah tidak terhindarkan. Selain itu, ada perhatian terhadap penguatan dolar AS dan kenaikan moderat dalam imbal hasil AS,” jelas Eugene Leow, pakar strategi valas di DBS, Singapura, dikutip dari Bloomberg.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 lanjut berakhir melemah 0,29 persen atau 1,62 poin di level 565,02, setelah ditutup turun 0,50 persen di posisi 566,63 pada perdagangan Selasa (23/7).

Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia terpantau berakhir variatif. Indeks saham di Tokyo, Sydney, Shanghai dan Hong Kong menguat, sedangkan indeks saham di Seoul dan Mumbai melemah.

Laporan laba yang pada umumnya positif telah mendukung kinerja bursa saham global pekan ini, meskipun permintaan yang lesu untuk produsen mobil mengingatkan investor tentang prospek ketidakpastian ekonomi global.

Bank-bank sentral dunia juga menaruh perhatian pada revisi proyeksi pertumbuhan global yang lebih rendah oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (23/7/2019) seiring dengan meningkatnya risiko terhadap ekonomi global.

IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk 2019 menjadi sebesar 3,2 persen dan untuk 2020 menjadi 3,5 persen, masing-masing turun 0,1 persen dari prediksi pada April.

Bank sentral AS Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 30-31 Juli.

Adapun Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin akan menunda stimulusnya dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Kamis (25/7/2019) waktu setempat. Meski demikian, ECB diperkirakan akan memberi tanda-tanda langkah kebijakan untuk pertemuan berikutnya pada September.

Terkait isu perdagangan, Bloomberg melaporkan bahwa Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan bertolak ke China pekan depan untuk mengadakan negosiasi perdagangan tingkat tinggi pertama sejak pembicaraan kedua negara berakhir buntu pada bulan Mei.

“Kini ada kekuatan yang cukup kuat dengan langkah bank-bank sentral yang akan terus mendukung pasar," ujar Jean Boivin, kepala global di BlackRock Investment Institute.

“Ini adalah kondisi yang konstruktif untuk aset berisiko, tetapi karena ketegangan perdagangan kita cenderung sedikit lebih berhati-hati,” tambahnya.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

TLKM

-1,41

FREN

-13,04

BBRI

-0,89

BBNI

-2,32

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

HMSP

+0,66

BDMN

+4,46

BBCA

+0,24

TPIA

+1,68

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper