Bisnis.com, JAKARTA - Meski kinerja saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. memberikan imbal hasil -6,38% secara year to date, tetapi analis memperkirakan saham sektor consumer goods itu mampu terus naik hingga Rp8.500 hingga akhir tahun ini.
Pada perdagangan Rabu (17/7/2019), saham emiten berkode INDF ini ditutup menguat 1,09% ke level Rp6.975. Dengan level harga tersebut, total kapitalisasi pasar INDF mencapai Rp61,24 triliun. Saham INDF saat ini diperdagangkan dengan tingkat price to earning ratio (PER) sebesar 11,34 kali.
Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, dalam risetnya mengatakan perhitungan LQ45 yang akan menggunakan sistem free float secara penuh pada Agustus akan membuat bobot INDF naik menjadi 1,9% dan menjadi lebih tinggi dari bobot ICBP 1,3%. Valuasi INDF sendiri jauh lebih murah dibandingkan dengan ICBP.
Suria menjelaskan, perhitungan LQ45 saat ini masih memperhitungkan 40% non free float pada perhitungan kapitalisasi pasar. Namun, bobot non free float tersebut akan menjadi nol pada Agustus 2019 dan hanya akan memperhitungkan bobot free float-nya saja.
INDF dengan free float 50% termasuk yang diuntungkan oleh sistem perhitungan ini, sehingga bobotnya di LQ45 akan naik. Bobot INDF di LQ45 sebelum ada sistem ini atau sebelum Februari berada di level 1,4%, lebih rendah dari ICBP dengan free float 19,5% yang memiliki bobot 2,39%.
Namun, saat ini bobot INDF naik ke 1,58% dan ICBP turun ke 1,99%. Di Agustus nanti, bobot INDF akan kembali naik menjadi 1,9% dan menjadi lebih tinggi dari ICBP 1,27%.
Baca Juga
"Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp8.500, mencerminkan proyeksi PEr 16,3 kali pada 2019," katanya dalam risetnya yang dirilis pada 10 Juli 2019.
Samuel Sekuritas memperkirakan INDF dapat mencapai pendapatan Rp79,23 triliun pada 2019 dan Rp85,21 triliun pada 2020. Adapun, laba bersih diproyeksikan dapat mencapai Rp4,57 triliun pada 2019 dan Rp4,95 triliun pada 2020.
Lebih lanjut, analis Ciptadana Sekuritas Asia Stella Amelinda juga memberikan rekomendasi beli terhadap saham INDF dengan target harga Rp8.100, mencerminkan proyeksi PER 14,1 kali pada 2019.
Dalam risetnya pada 5 Juli 2019, Stella memproyeksikan pertumbuhan penjualan INDF 10% pada semester I/2019 dan laba bersih diperkirakan naik 9% secara tahunan terutama didukung divisi Bogasari dan CBP.
Pada Februari, Bogasari menaikkan average selling price (ASP) 1%-2% setelah kenaikan ASP 15% sepanjang kuartal II/2018-kuartal IV/2018. Sementara untuk ICBP, pada semester I/2019 diperkirakan penjualan tumbuh lebih tinggi 12% secara tahunan dan laba bersih tumbuh 10,5% secara tahunan karena kinerja divisi mi lebih baik.
Rekomendasi Analis untuk INDF
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga Saham |
RHB Research | buy | Rp8.500 |
Morgan Stanley | Overwt/Attractive | Rp8.400 |
Samuel Sekuritas Indonesia | buy | Rp8.500 |
Ciptadana Sekuritas | buy | Rp8.100 |
BNI Securities | buy | Rp8.000 |
Indo Premier Securities | buy | Rp8.200 |
J.P. Morgan | overweight | Rp.7900 |
Maybank Kim Eng | hold | Rp6.500 |
Credit Suisse | outperform | Rp7.800 |
Panin Sekuritas | buy | Rp7.800 |
Sumber: Bloomberg, per 17 Juli 2019.