Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kopi Anjlok, Kolombia Luncurkan Dana Stabilisasi untuk Petani

Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi sempat merosot tajam pada Mei 2019 ke level US$89,00 per pon. Level harga tersebut merupakan yang terendah dalam 5 tahun terakhir.
Petani memanen kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Petani memanen kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen kopi dunia, Kolombia meluncurkan dana khusus untuk mensubsidi para petani mereka, guna mengantisipasi kerugian saat harga kopi melorot.

Dana stabilisasi itu diumumkan oleh Presiden Kolombia Ivan Duque pekan lalu, Kamis (11/7/2019). Dana tersebut merupakan tawaran terbaru Kolombia untuk membantu para petani kopi menekan kerugian. Pasalnya, harga kopi jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu dekade sehingga banyak petani yang mengalami kerugian.

Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi sempat merosot tajam pada Mei 2019 ke level US$89,00 per pon. Level harga tersebut merupakan yang terendah dalam 5 tahun terakhir.

Harga kopi tertekan oleh surplus produksi global yang melampaui permintaan. Akibatnya, harga kopi bergerak turun pada tahun ini.

Anjloknya harga kopi di pasar global telah mendorong sejumlah petani keluar dari bisnis kopi. Langkah tersebut dikhawatirkan berimplikasi luas terhadap Kolombia yang merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam.

Meskipun demikian, belum jelas berapa banyak dana yang akan dikucurkan untuk program ini. Namun, pihak kepresidenanKolombia  menyatakan, dana itu akan berasal dari berbagai sumber, termasuk anggaran umum, surat utang, hasil royalti, dan kontribusi dari organisasi internasional lainnya.

Duque menyebut regulasi yang disahkan untuk menciptakan dana stabilisasi ini dinanti-nanti oleh para petani kopi Kolombia. "Hal ini akan membawa bantuan besar bagi sektor kopi ketika kami mengalami guncangan harga," kata Duque.

Subsidi stabilisasi ini akan bergulir ketika harga kopi turun di bawah biaya produksi. Dana tersebut akan dikelola oleh Federasi Nasional Penanam Kopi melalui kontrak pemerintah.

Sebelumnya, Pemerintahan Duque juga telah mendistribusikan US$79,5 juta dalam bentuk subsidi, keringanan utang, dan dana untuk renovasi perkebunan dalam beberapa bulan terakhir. Pada pekan ini, di sebuah forum kopi di Brasil, Kolombia mengusulkan agar negara-negara penghasil kopi bergabung untuk memaksakan batasan pasokan demi mendorong harga.

Menurut federasi petani kopi, produsen kopi Kolombia saat ini telah menghasilkan sekitar 795.000 peso (US$248) untuk setiap 125 kilo (275,6 pon) kopi. Jumlah tersebut hampir tidak mencakup biaya produksi yang diperkirakan 780.000 peso (US$244)

Meskipun harga rendah, Kolombia memperkirakan, bakal memproduksi 14 juta kantong (satu kantong setara 60 kilogram), naik dari 13,6 juta kantong tahun lalu, berkat program renovasi dan pemupukan.

Sementara itu, harga kopi arabika di bursa Intercontinental Exchange (ICE) kontrak September 2019 ditutup menguat 3,38% atau 3,60 poin ke posisi US$110,25 per pon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper