Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah melonjak pada akhir perdagangan Rabu (10/7/2019), didorong ancaman badai yang melanda Teluk Meksiko dan turunnya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 melonjak US$2,60 atau 4,5 persen ke level US$60,43 per barel di New York Mercantile Exchange, level penutupan tertinggi sejak 22 Mei.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2019 berakhir melonjak US2,85 di level US$67,01 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$6,49 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Menurut pakar meteorologi pemerintah, angin topan yang terjadi di Teluk itu dapat mencapai status badai sebelum menghantam daratan akhir pekan ini.
Chevron Corp., Exxon Mobil Corp., dan sejumlah produsen minyak top lainnya mengevakuasi kru mereka dari instalasi lepas pantai dan hampir sepertiga dari produksi minyak mentah di Teluk itu telah dihentikan.
Pada Selasa (9/7), Chevron mengatakan mulai menutup lima platformnya dan mulai mengevakuasi semua personel terkait. Royal Dutch Shell Plc sedikit mengurangi produksinya di dua platform dan memindahkan sebagian personel, sedangkan BP Plc. dan Exxon juga telah memulai evakuasi.
Di sisi lain, Departemen Energi AS melaporkan stok minyak mentah AS menyusut 9,5 juta barel pekan lalu, lebih besar dari perkiraan dalam survei Bloomberg.
Presiden AS Donald Trump berjanji untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran secara substansial, sehingga menambah ketegangan yang sudah membara di Teluk Persia.
“Pasar bereaksi terhadap dampak badai dan harga minyak mendapat dukungan lebih lanjut dari penurunan persediaan minyak mentah,” jelas Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates LLC di Houston.
Sementara itu di Washington, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bank sentral AS ini prihatin dengan implikasi ekonomi dari perselisihan perdagangan global.
Banyak investor memandang komentar Powell tersebut sebagai tanda The Fed siap untuk memangkas suku bunga.
“Harga minyak memulai awal sesi dengan cukup kuat dan depresi tropis di Teluk telah membuatnya semakin tinggi,” ujar Brian Kessens, manajer portofolio dan direktur pelaksana di Tortoise di Leawood. “Powell tentu saja menambah sentimen dengan komentar dovishnya.”
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
10/7/2019 | 60,43 | +2,60 poin |
9/7/2019 | 57,83 | +0,17 poin |
8/7/2019 | 57,66 | +0,15 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak September 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
10/7/2019 | 67,01 | +2,85 poin |
9/7/2019 | 64,16 | +0,05 poin |
8/7/2019 | 64,11 | -0,12 poin |
Sumber: Bloomberg