Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa dan indeks futures Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada perdagangan siang ini, Kamis (11/7/2019), bersama bursa Asia di tengah optimisme soal prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,5 persen ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan, sedangkan indeks futures S&P 500 naik 0,2 persen ke rekor level tertingginya pada pukul 08.25 pagi waktu London (pukul 14.25 WIB).
Pada saat yang sama, indeks DAX Jerman naik 0,2 persen dan indeks FTSE 100 Inggris naik 0,3 persen, kenaikan pertama dalam sekitar sepekan.
Adapun indeks MSCI Asia Pacific dan indeks MSCI Emerging Market masing-masing menanjak 0,7 persen, kenaikan terbesar dalam lebih dari sepekan.
Dilansir dari Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat, didorong saham perusahaan-perusahaan energi seiring dengan melonjaknya harga minyak mentah.
Indeks futures AS lanjut naik setelah indeks S&P 500 secara singkat mencapai level 3.000 untuk pertama kalinya pada perdagangan Rabu (10/7/2019).
Dalam testimoninya di depan DPR AS pada Rabu, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan kesiapan bank sentral AS ini untuk menurunkan suku bunga karena perlambatan ekonomi global dan masalah perdagangan.
Mayoritas indeks saham di Asia pun menguat, dipimpin bursa saham Korea Selatan dan Hong Kong sejalan dengan apresiasi rata-rata mata uang di Asia yang terdorong pelemahan dolar AS.
Rally yang dialami saham, obligasi, dan kredit tahun ini mendapat dorongan baru pada Rabu (10/7) dari komentar dovish Powell yang meyakinkan investor tentang pemangkasan suku bunga setidaknya sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini.
Risalah rapat pertemuan The Fed sebelumnya pada 18-19 Juni yang juga dirilis pada Rabu (10/7) semakin memperkuat ekspektasi untuk pengurangan suku bunga.
Dalam risalah tersebut, banyak pembuat kebijakan The Fed yang memandang perlunya melancarkan lebih banyak stimulus dalam waktu segera jika risiko terhadap ekonomi AS tidak mereda akibat konflik perdagangan.
Sebagian pembuat kebijakan berpendapat suku bunga acuan harus turun guna meredam dampak dari perang dagang AS dengan China dan beberapa negara lainnya. Langkah ini juga diperlukan untuk memperkuat inflasi yang gagal memenuhi target The Fed yakni 2 persen per tahun.
“Pasar berharap agar Powell mengekspresikan pandangan dovish dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan,” terang Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.
“Fokus pasar selanjutnya adalah data AS, seperti CPI [indeks harga konsumen], dan apakah kondisi ekonomi menjamin penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan ini,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.
Indeks harga konsumen inti, yang akan dirilis Kamis (11/7/2019), diperkirakan akan naik 0,2 persen pada Juni dari bulan sebelumnya.