Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Diproyeksi Sentuh US$1.500 pada Akhir Tahun

Sentimen pasar hingga akhir tahun masih cenderung mendukung emas untuk tetap bullish. Dolar AS yang terus menguat dinilai sudah terlalu tinggi terhadap mata uang mayor lainnya sehingga sudah waktunya greenback untuk terkoreksi.

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan emas diproyeksi semakin moncer dengan atau tanpa The Fed memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat. Bahkan, emas diyakini akan mencapai level US$1.500 per troy ounce pada akhir tahun ini.

Analis PT Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa sentimen pasar hingga akhir tahun masih cenderung mendukung emas untuk tetap bullish. Dolar AS yang terus menguat dinilai sudah terlalu tinggi terhadap mata uang mayor lainnya sehingga sudah waktunya greenback untuk terkoreksi.

Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor lainnya tengah bergerak stabil cenderung menguat di level 97,508. Sepenjang tahun berjalan, indeks dolar AS telah bergerak menguat 1,39%.

"Oleh karena itu, emas tampak akan segera menyentuh US$1.500 per troy ounce hingga akhir tahun ini," ujar Suluh kepada Bisnis.com, Rabu (10/7/2019).

Permintaan Bank Sentral China dan mayoritas bank sentral lainnya untuk menambah cadangan emasnya telah berhasil menjadi katalis positif bagi emas.

Sementara itu, ketegangan geopolitik yang semakin marak sejak tahun lalu, juga mendorong harga amas akibat meningkatnya minat investor untuk memburu aset investasi aman di tengah ketidakpastian pasar.

Belum lagi, pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melemah 0,5% dibandingkan dengan tahun lalu sehingga hanya tumbuh moderat sebesar 3% juga semakin menarik perhatian investor terhadap aset safe haven.

Namun, Suluh mengatakan bahwa sentimen ketegangan geopolitik tersebut hanya akan berlaku sementara bagi emas karena dia menilai ketegangan tersebut hanya sebuah drama dan pada akhirnya akan berujung damai.

Di sisi lain, analis PT Monex Investindo Futures Ahmad mengatakan bahwa harga emas berpotensi untuk terus bergerak turun pada perdagangan Rabu (10/7/2019) karena tertekan oleh penguatan dolar AS.

"Harga emas berpotensi bergerak turun menguji level support di US$1.389 per troy ounce dan penembusan level suport tersebut berpeluang menekan harga emas menguji level support selanjutnya di US$1.386 per troy ounce dan US$1.384 per troy ounce," ujar Ahmad seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (10/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (10/7/2019) hingga pukul 12.00 WIB, harga emas di pasar spot melemah 0,3% menjadi US$1.393,34 per troy ounce, sedangkan harga emas di bursa Comex bergerak melemah 0,41% menjadi US$1.394,7 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper