Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil berlanjut pada perdagangan awal pekan ini, Senin (1/7/2019), meskipun indeks dolar AS pulih dari pelemahannya.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka terapresiasi 43 poin atau 0,3 persen di level Rp14.083 per dolar AS.
Rupiah melanjutkan penguatannya setelah berakhir menguat 14 poin atau 0,1 persen di level Rp14.126 per dolar AS pada perdagangan Jumat (28/6) seiring dengan koreksi indeks dolar AS.
Pada perdagangan Jumat (28/6), indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, ditutup melemah 0,07 persen atau 0,064 poin di level 96,130.
Pergerakannya namun terpantau berbalik ke zona hijau dan menguat 0,22 persen atau 0,211 poin ke level 96,341 pagi ini, Senin (1/7), setelah dibuka naik 0,124 poin atau 0,13 persen di posisi 96,254.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya terhadap dolar AS hari ini? Simak di Bisnis.com secara live.
Nilai tukar rupiah berhasil berakhir menguat 13 poin atau 0,09 persen di level Rp14.113 per dolar AS, saat indeks dolar AS menanjak 0,394 poin atau 0,41 persen ke posisi 96,524.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat 11 poin atau 0,08 persen ke level Rp14.115 per dolar AS, meskipun indeks dolar AS bergerak positif.
Nilai tukar rupiah menguat tipis 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.116 per dolar AS, saat indeks dolar AS menanjak 0,403 poin atau 0,42 persen ke posisi 96,533.
Nilai tukar rupiah terpantau masih menguat 19 poin atau 0,13 persen ke level Rp14.107 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,241 poin atau 0,25 persen ke posisi 96,371 pukul 11.51 WIB.
Nilai tukar rupiah menguat 19 poin atau 0,13 persen ke level Rp14.107 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,233 poin atau 0,24 persen ke posisi 96,363.
Nilai tukar rupiah mampu lanjut menguat 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.109 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,216 poin atau 0,22 persen ke posisi 96,346.
Nilai tukar rupiah menguat 14 poin atau 0,1 persen ke level Rp14.112 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,24 persen atau 0,229 poin ke posisi 96,359.
Mata uang Garuda berpotensi menguat dan menguji level psikologis yaitu bergerak di bawah Rp14.000 per dolar AS seiring dengan AS dan China memulai negosiasi perdagangan kembali yang sempat terhenti sejak awal Mei lalu.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinpin pada sela-sela KTT G20 di Jepang akhir pekan lalu akan menjadi penggerak utama pasar pada pekan depan.
Hasil kesepakatan yang menunjukkan perkembangan hubungan yang baik bagi kedua negara tersebut akan menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah, seiring dengan potensi meningkatnya minat investor terhadap investasi aset berisiko.
“[Pergerakan rupiah] bisa ke Rp14.000 per dolar AS bahan bisa menembuh ke bawah level tersebut, apalagi mengingat terdapat sentimen pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat,” ujar Ariston kepada Bisnis, Minggu (30/6/2019).
Selain itu, data indeks manufaktur China juga bisa menjadi acuan penggerak nilai rupiah, di mana jika data dirilis di bawah ekspektasi pasar akan mendorong pelemahan rupiah.
Oleh karena itu, Ariston memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS pada perdagangan Senin (1/7/2019).
Senada, Analis PT Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa semua mata uang asing berpotensi menguat melawan dolar AS pada pekan ini, termasuk rupiah.
“Karena ketika terdapat kesepakatan sehingga akan membuat dolar AS melemah dan rupiah akan melanjutkan penguatannya,” papar Suluh kepada Bisnis.
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (28/6/2019) rupiah berakhir di level Rp14.126 per dolar AS, menguat tipis 0,1% atau 14 poin terhadap dolar AS, saat saat indeks dolar AS 0,11% ke posisi 96,086.