Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) menyiapkan transaksi afiliasi sebesar Rp2,52 triliun. Transaksi tersebut bertujuan ekspansi penghiliran sawit dan tambahan pendanaan perseroan dalam jangka panjang.
Dalam keterbukaan informasi, Jumat (21/6/2019), manajemen SSMS menjelaskan pihaknya berencana melakukan afiliasi bersama PT Citra Borneo Indah (CBI) dan anak-anak usaha lainnya. Adapun, CBI memegang 53,75 persen saham SSMS.
Transaksi afiliasi tersebut melibatkan anak-anak usaha CBI dan SSMS, seperti PT Kalimantan Sawit Abadi (KSA), PT Mitra Mendawai Sejati (MMS), PT Tanjung Sawit Abadi (TSA), PT Sawit Multi Utama (SMU), PT Menteng Kencana Mas (MKM), dan PT Mirza Pratama Putra (MPP).
“Keenam anak usaha itu selanjutnya disebut sebagai entitas anak perseroan,” papar manajemen SSMS.
Rencananya, keenam anak usaha tersebut akan mengalihkan piutangnya ke SSMS dengan bunga sebesar 11 persen per tahun dan jangka waktu 15 tahun setelah perjanjian. Perjanjian sebelumnya sudah diteken pada 15 April 2019.
Menurut manajemen SSMS, setelah rencana transaksi menjadi efektif, perseroan dapat memperoleh pendapatan bunga atas pinjaman kepada CBI. Dengan demikian, SSMS berharap bisa meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian, sehingga menguntungkan pemegang saham.
Selain pengalihan piutang, SSMS berencana membeli saham PT Surya Borneo Industri (SBI) senilai Rp738,30 miliar. Dengan demikian, kepemikan SSMS di SBI meningkat menjadi 49 persen.
“SBI merupakan entitas anak CBI dan juga SSMS. Adapun, nilai wajar 100 persen saham SBI ialah Rp1,32 triliun,” tulis manajemen.
SBI memiliki kawasan industri seluas sekitar 100 hektar yang berlokasi di Kawasan Industri SBI, Kumai Hulu, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Saat ini, SBI sedang melakukan pengembangan kawasan industri berbahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang akan melahirkan berbagai produk turunan minyak kelapa sawit.
Dengan kepemilikan di SBI sebesar 49 persen, SSMS berharap anak usaha yang dimiliki bersama CBI tersebut memberikan kontribusi positif atas laporan keuangan konsolidasian ke depannya.
Berdasarkan analisis manajemen, proyeksi jumlah laba tahun berjalan SSMS pada 2019—2023 sebelum rencana transaksi adalah sebesar Rp 4,37 triliun . Setelah rencana transaksi, laba tahun berjalan selama 5 tahun itu meningkat menjadi Rp 4,58 triliun.
Bila melihat keterbukaan informasi dari penilai independen halaman 107, terlihat laba tahun berjalan mulai meningkat signifikan pada 2021, yakni sebesar Rp907,91 miliar. Sebelum transaksi, proyeksi laba tahun berjalan 2 tahun mendatang itu hanya sebesar Rp824,93 miliar.
Total keseluruhan transaksi mencapai Rp2,52 triliun, atau setara dengan 61,92 persen total ekuitas SSMS pada 2018. Karena transaksi melampaui 50 persen ekuitas, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat pada Selasa, 25 Juni 2019.
Secara singkat, agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) itu mencakup tiga hal. Pertama, persetujuan restrukturisasi piutang entitas anak.
Kedua, rencana konversi sebagian saham SBI dari CBI ke SSMS. Ketiga, pemberian wewenang kepada direksi terkait rencana restrukturisasi dan konversi saham.