Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Bersinar Dipicu Berkurangnya Selera Investasi Aset Berisiko

Harga emas berbalik menguat pada perdagangan Rabu (12/6/2019) seiring dengan kekhawatiran pasar bahwa perang dagang AS dan China terus memanas sehingga mengurangi selera investasi aset berisiko.
Emas batangan./REUTERS/Michael Buholzer/
Emas batangan./REUTERS/Michael Buholzer/

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berbalik menguat pada perdagangan Rabu (12/6/2019) seiring dengan kekhawatiran pasar bahwa perang dagang AS dan China terus memanas sehingga mengurangi selera investasi aset berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (12/6/2019) pukul 15.28 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,8 persen menjadi US$1.337,44 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di bursa Comex bergerak di level US$1.341,8 per troy ounce, menguat 0,8 persen.

Analis Philip Futures Singapura Benjamin Lu mengatakan bahwa pasar saham Asia yang bergerak melemah akibat hubungan perdagangan antara AS dan China yang kembali memanas telah mendorong penguatan emas.

"Sentimen pasar saat ini lebih berhati-hati dan selera investasi aset berisiko sudah mulai berkurang. Oleh karena itu, kami melihat akan ada sedikit pembelian dalam emas," ujar Benjamin seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/6/2019).

Pemerintah AS kembali mengancam akan menaikkan tarif impor bagi China jika Presiden China Xi Jinping tidak bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan KTT G20 di Jepang.

Adapun, China mengatakan akan memberikan respons keras jika AS bersikeras untuk meningkatkan ketegangan perdagangan di tengah negosiasi yang sedang berlangsung.

Pun, Presiden AS Donald Trump juga menekankan bahwa pihaknya tidak tertarik untuk melanjutkan kesepakatan perdagangan dengan China jika Negeri Panda tersebut tidak setuju terhadap 4 hingga 5 poin utama kesepakatan perdagangan yang diajukan AS.

Analis Pasar Senior Oanda Alfonso Esparza mengatakan bahwa emas akan tetap bergerak naik jika tidak ada pertemuan kedua pemimpin negara tersebut pada pertemuan G20 karena investor akan mencari tempat investasi untuk berlindung.

"Emas juga mendapat sentimen positif dari harapan pasar akan adanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed," ujar Alfonso seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/6/2019).

Pada pekan lalu, emas mencatat kenaikan mingguan terbesarnya pada 2019 dengan bergerak di sekitar level US$1.348,08 per troy ounce, sebelum kehilangan momentum seiring dengan AS dan Meksiko yang sepakat untuk mencegah perang tarif.

Sepanjang tahun berjalan, emas telah bergerak menguat 4,28 persen. Di antara logam mulia lainnya, perak naik 0,74 persen menjadi US$14,85 per troy ounce, platinum naik 0,26 persen menjadi US$817,53 per troy ounce, dan paladium melemah 0,12 persen menjadi US$1.391,77 per troy ounce. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper