Bisnis.com, JAKARTA - Produsen botol susu dan dot Pigeon PT Multi Indocitra Tbk. mengincar penjualan bersih dapat tumbuh 20% menjadi Rp765,49 miliar pada 2019, sejalan dengan sejumlah ekspansi bisnis perseroan.
Direktur Multi Indocitra Hendro Wibowo mengatakan, perseroan mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 20% dan laba bersih sebesar 10%-15% pada 2019. Jika mengacu pada realisasi 2018, target penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp765,49 miliar dan Rp36,3 miliar-Rp37,95 miliar pada tahun ini.
Hingga kuartal I/2019, emiten dengan kode saham MICE ini meraih penjualan bersih sebesar Rp181,50 miliar, naik 21,24% dari Rp149,70 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tertekan 9,31% menjadi Rp5,26 miliar.
Dia mengatakan, kinerja pada 3 bulan pertama itu sesuai dengan target perseroan. Adapun, laba yang tertekan pada periode itu didorong oleh beban promosi yang meningkat hingga 72,61% menjadi Rp42,67 miliar.
"Kami harapkan pada kuartal II/2019 tidak ada lagi [kenaikan biaya iklan] sehingga bottom line-nya dapat tumbuh lebih bagus," katanya, Kamis (23/5/2019).
Untuk mengejar target pertumbuhan kinerja dua digit, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp50 miliar, berasal dari kas internal dan pinjaman bank, pada tahun ini. Perseroan bakal mendapat dukungan pinjaman modal dari Bank Danamon dan BCA.
Hendro mengatakan, belanja modal ini di antaranya untuk pengembangan bisnis dan memperkuat distribusi. Pada 2019, melalui entitas anak PT Sinergi Multi Distrindo, perseroan akan menambah kantor cabang di 2 kota besar.
Melalui entitas anak PT Digital Niaga Indonesia, perseroan memperkuat saluran bisnis online yang saat ini berkontribusi 2%-3% terhadap penjualan. MICE juga membuka peluang untuk menjajaki bisnis -bisnis baru yang telah ada jalur distribusinya.
Mulai tahun ini, perusahaan yang berdiri sejak 1990 itu mendistribusikan brand Barry M Cosmetics, EVOShave, TENA, selain produk eksisting Kaila, Feira White dan Mattel.
Optimisme pertumbuhan kinerja sebesar dua digit juga berasal dari PT Nusapangan Sukses Makmur yang baru saja diakuisisi pada awal tahun. Nusapangan Sukses Makmur merupakan perseroan yang bergerak di bidang food services.
Hendro mengatakan, layanan utama Nusapangan Sukses Makmur terutama untuk transportasi kereta api. Saat ini perseroan juga sedang menjajaki kerja sama dengan modern market sebagai langkah awal bisnis barunya. "Selain ritel, kami merambah produk B2B agar dapat generate volume," imbuhnya.
Lebih lanjut, perseroan mencatat ada kenaikan harga jual rata rata (average selling price] pada awal tahun ini sebesar 5%, mengikuti kenaikan ASP pada tahun sebelumnya pada angka yang sama. Kenaikan ASP seiring dengan kenaikan harga bahan baku dan harga produk yang diimpor.
Hendro belum mengetahui apakah perseroan akan kembali mengerek harga jual seiring dengan pelemahan rupiah dan gejolak harga minyak dunia. Namun yang pasti, kata dia, kenaikan ASP tidak akan melebihi 10% dalam setahun. "Beberapa produk kami juga masih impor sehingga terpengaruh kurs juga," imbuhnya.