Bisnis.com, JAKARTA - Emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk. membukukan penjualan bersih sebesar Rp 41,8 triliun, meningkat 2,4% tanpa memperhitungkan penjualan kategori Spreads yang telah didivestasi pada kuartal III 2018 dan membukukan laba bersih sebesar Rp 9,1 triliun pada 2018.
Kinerja positif berlanjut pada kuartal I/2019. Perseroan mencatatkan penjualan domestik tumbuh sebesar 4,9%, tanpa memperhitungkan penjualan kategori spreads, dengan kontribusi penjualan sebesar 95% dari total penjualan perseroan.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Sancoyo Antarikso mengatakan, bisnis spreads memberikan kontribusi sekitar 2,8% terhadap total penjualan perseroan.
"[Rencana] untuk masuk bisnis spreads? tidak ada," katanya, Selasa (21/5/2019).
Lantas, bagaimana peluang Unilever melakukan akuisisi terhadap bisnis makanan baru setelah melepas bisnis spreads?
Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi mengatakan, perseroan selalu mengkaji peluang untuk melakukan bisnis organik dan anorganik. Ini sebagai strategi untuk melanjutkan pertumbuhan pasar.
Baca Juga
"Tentu [strategi bisnis organik dan anorganik] belum dapat kami ungkapkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Analis OCBC Sekuritas Isfhan Helmy dan Liga Maradona meyakini UNVR dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini, meski pendapatan kuartal I/2019 turun karena absennya bisnis spreads.
Perkiraan ini seiring dengan strategi transformasi dan digital untuk menyasar pasar yang tepat dari rilis produk baru di segmen home and personal care (HPC) dan kemungkinan akuisisi bisnis makanan untuk meningkatkan kinerja segmen food and refreshement.
Pada kuartal I/2019, penjualan bersih di segmen food and refreshement mencapai Rp3,20 triliun. Perolehan ini lebih rendah dibandingkan dengan penjualan food and refreshement di kuartal I/2018 sebesar Rp3,47 triliun.
Penjualan di segmen food and refreshement berkontribusi 29,77% terhadap penjualan bersih pada kuartal I/2019. Adapun, sisanya berasal dari segmen home and personal care.