Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Bensin AS Susut, Minyak Mentah Menguat

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni menguat 0,4 persen ke level tertinggi dalam sepekan di US$62,02 per barel di New York Mercantile Exchange.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat setelah laporan pemerintah AS menunjukkan pasokan bensin menyusut, dimana artinya lebih banyak permintaan minyak mentah di tengah ketegangan yang meluas di Timur Tengah.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni menguat 0,4 persen ke level tertinggi dalam sepekan di US$62,02 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak pengiriman Juli naik 0,53 poin ke level US$71,77 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Energy Information Administration (EIA) pada hari Rabu mengatakan persediaan bensin domestik turun 1,12 juta barel, sekitar empat kali lebih dalam dari perkiraan analis. Aktivitas kilang juga naik lebih, menunjukkan pengolah minyak mentah bersiap-siap meningkatkan konsumsi setelah musim pemeliharaan yang luar biasa panjang.

Penurunan tersebut mengimbangi kenaikan 5,43 juta barel pasokan minyak mentah AS yang kurang dari perkiraan analis yan gpaling bearish.

"Ini adalah indikator permintaan yang baik," kata Brian Kessens, fund manager di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

"Pasar mengambil laporan ini dengan tenang atau bahkan melihatnya sebagai sedikit lebih baik dari yang diperkirakan banyak orang," lanjutnya.

Minyak mentah melanjutkan penguatan setelah pada Selasa harga menguat menyusul serangan pesawat tak berawak di Arab Saudi menyoroti kerentanan di pengekspor minyak terbesar di dunia tersebut.

Sementara itu, AS memerintahkan semua staf pemerintah non-darurat untuk meninggalkan Irak, dengan alasan meningkatnya ancaman dari pasukan yang didukung Iran.

Minyak befluktuasi bulan ini karena investor menimbang peningkatan ketegangan di Teluk Persia dan gangguan pasokan di negara-negara OPEC lainnya terhadap meningkatnya konflik perdagangan AS-China yang mengancam untuk mengekang konsumsi.

International Energy Agency pada hari Rabu memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan menyusul data ekonomi yang lemah di Asia.

"Kami sudah terbiasa sekarang dengan kekhawatiran pasokan yang sedang berlangsung," kata Kepala Industri dan Pasar Minyak IEA Neil Atkinson.

Atkinson mengatakan serangan terbaru di Teluk tampaknya tidak menyebabkan kerusakan yang berkelanjutan dan pasar tetap fokus pada fundamental yang mendasarinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper