Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk. membukukan rugi selama periode Januari—Maret 2019.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2019, emiten berkode saham SUPR mencatatkan rugi bersih senilai Rp17,71 miliar atau berbanding terbalik dengan laba yang didapatkan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp109,70 miliar.
Sementara itu, pendapatan perseroan juga turun 9,31% menjadi Rp444,72 miliar dari Rp490,39 pada kuartal I/2018. Pada saat bersamaan, beban usaha mengalami kenaikan 2,71% menjadi Rp41,69 miliar dari Rp40,59 miliar.
Direktur Utama Solusi Tunas Pratama Nobel Tanihaha mengatakan bahwa perseroan akan berusaha menangkap peluang yang ada dari agresivitas ekspansi perusahaan operator telekomunikasi tahun ini.
“Meski dengan pertumbuhan negatif, kami percaya masih ada ruang bagi industri ini untuk terus tumbuh karena pengadopsian jaringan 4G di Indonesia masih tahap awal,” kata Nobel di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Adapun, untuk mendanai ekspansi tahun ini perseroan akan mengeluarkan belanja modal sekitar Rp400 miliar — Rp500 miliar. SUPR menargetkan tahun ini bisa menambah sekitar 1.000 penyewa dan menambah kabel serat optik sepanjang 5.000 km lagi.
Baca Juga
Per akhir tahun lalu, SUPR telah memiliki 5.979 menara makro, 433 microcell poles, 37 lokasi indoor DAS, dan kabel fiber optic sepanjang 3.260 km. “Penyewaan kami tercatat sebanyak 10.491 pada tahun lalu. Tenancy ratio sebesar 1,64 kali,” kata Nobel.
Adapun, pelanggan utama SUPR terdiri dari PT XL Axiata Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Indosat Tbk., dan PT Hutchison 3 Indonesia. Sementara itu, jumlah pendapatan kontraktual dengan pelanggannya tersebut tercatat Rp8,5 triliun.