Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar obligasi diperkirakan masih tertekan pada Selasa (7/5/2019), bahkan selama
sepekan ke depan, di tengah masih tingginya volatilitas yang terjadi di pasar modal.
Associate Director of Research and Investment Pilar Mas Investindo Maximilianus Nico Demus menjelaskan bahwa rupiah yang melemah secara drastis akan mendorong pasar obligasi mengalami pelemahan.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas," jelasnya melalui riset, Selasa (7/5/2019).
Keterbatasan ini datang dari adanya lelang obligasi konvensional yang akan hadir hari ini, yang berpotensi untuk mengubah pergerakan pasar obligasi menjadi penguatan meskipun hanya sementara atau justru akibat tingginya imbal hasil yang diminta membuat
pasar obligasi akan terus terjerembab.
Dia menilai, pagi ini sentimen akan datang dari Presiden Trump. Amerika tampaknya akan menaikkan tarif barang barang China pada Jumat nanti dan menuduh China mundur dari komitmen yang dibuatnya selama negosiasi berlangsung.
Namun demikian, pembicaraan mengenai perdagangan akan terus berlanjut, dan delegasi China akan mengunjungi Washington pada Kamis dan Jumat, atau berkesempatan akan datang lebih awal pada Rabu.
Baca Juga
"Kami merekomendasikan jual hari ini, tetapi sudah boleh masuk sedikit demi sedikit karena imbal hasil obligasi Indonesia saat ini sudah sangat menarik. Sehingga tidak boleh kehilangan peluang dalam mendapatkan obligasi,"jelasnya.