Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (2/5/2019) di level Rp14.245 per dolar AS, melemah 30 poin atau 0,21 persen dari posisi Rp14.215 pada Selasa (1/5/2019).
Kurs jual ditetapkan di Rp14.316 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.174 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.
Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat tipis 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.253 per dolar AS pada pukul 10.55 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (30/4), nilai tukar rupiah berakhir melemah 49 poin atau 0,34 persen di level Rp14.257 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah berupaya bertahan bangkit dari pelemahannya terhadap dolar AS setelah dibuka terapresiasi 51 poin atau 0,36 persen di posisi 14.206. Sepanjang perdagangan pagi ini, kurs rupiah bergerak di kisaran Rp14.205-Rp14.239 per dolar AS.
Mata uang lainnya di Asia cenderung bergerak variatif terhadap dolar AS. Peso Filipina yang terdepresiasi 0,26 persen memimpin pelemahan di antara sejumlah mata uang di Asia. Di sisi lain kurs rupiah mampu menguat tipis bersama dengan baht Thailand terhadap dolar AS.
Sementara itu, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, siang ini terpantau melemah 0,081 poin atau 0,08 persen ke level 97,605 pada pukul 11.00 WIB, dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (1/5/2019), indeks dolar AS ditutup menguat 0,21 persen atau 0,207 poin di level 97,686. Indeks dolar mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka melandai 0,06 persen atau 0,058 poin di posisi 97,626.
Sepanjang perdagangan pagi ini, indeks dolar AS bergerak di level 97,576 – 97,660.
Dilansir Bloomberg, mata uang di Asia tak banyak memperlihatkan reaksi setelah Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali mengemukakan sikap bank sentral AS ini soal suku bunga dan mengesampingkan tekanan untuk pemangkasan suku bunga.
The Fed mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan moneter (FOMC meeting) yang berakhir pada Rabu (1/5).
Keputusan ini dibuat di tengah masih kuatnya pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. The Fed juga mengemukakan ekspektasi bahwa inflasi yang lemah akan meningkat.
Selain itu, The Fed kembali menegaskan akan "bersabar" dalam memutuskan setiap perubahan lebih lanjut terhadap suku bunga acuan Fed Fund Rate, yang tidak berubah dalam kisaran 2,25 persen hingga 2,50 persen.
“Hasil rapat FOMC semestinya mendukung kenaikan dolar AS terhadap mata uang di Asia, tetapi pergerakannya tampak beragam karena ada rebound teknis untuk beberapa mata uang di Asia yang bereaksi negatif terhadap data PMI China sebelumnya pada pekan ini,” ujar Frances Cheung, kepala strategi makro Asia di Westpac Banking Corp. speerti dikutip Bloomberg.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Kurs |
2 Mei | 14.245 |
30 April | 14.215 |
29 April | 14.188 |
26 April | 14.188 |
25 April | 14.154 |
Sumber: Bank Indonesia