Bisnis.com, JAKARTA -- Suplai minyak OPEC mencapai level terendah dalam 4 tahun terakhir pada bulan lalu, setelah menyusut 900.000 barel per hari dari produksi Maret 2019.
Survei Reuters menunjukkan hal tersebut terjadi karena penurunan yang tak disengaja terkait sanksi atas Iran dan Venezuela, serta penghentian produksi oleh eksportir utama Arab Saudi.
Dikutip dari Reuters, Rabu (1/5/2019), survei tersebut memperlihatkan sebanyak 14 anggota OPEC telah memompa minyak mentah sebanyak 30,23 juta barel per hari selama April 2019. Namun, jumlah itu turun 90.000 barel per hari pada bulan sebelumnya.
Angka itu sekaligus menunjukkan suplai OPEC sudah mencapai level terendah sejak 2015. Saat itu, produksi OPEC mencapai 31,7 juta barel per hari.
Survei juga memperlihatkan bahwa Arab Saudi dan sekutunya di Teluk Arab mempertahankan pemangkasan pasokan yang lebih besar daripada yang diminta oleh kesepakatan OPEC terbaru. Hal ini pun mengabaikan tekanan dari Presiden AS Donald Trump agar organisasi itu meningkatkan produksi.
Sementara itu, minyak mentah diperdagangkan di atas level US$73 per barel dan mencapai level tertinggi selama 6 bulan terakhir, yakni di atas US$75 pada pekan lalu. Hal tersebut didorong oleh pembatasan pasokan Arab Saudi serta sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.
Baca Juga
“Sanksi Iran tiba menambah persediaan yang sudah rapuh dan meningkatkan kekhawatiran tentang pengetatan pasar,” kata Norbert Ruecker dari bank Swiss Julius Baer.
Survei tersebut juga mencatat Iran membukukan penurunan pasokan terbesar OPEC pada April 2019, sebanyak 150.000 barel per hari.
Adapun di Venezuela, pasokan turun 100.000 barel per hari pada bulan yang sama karena dampak sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara, PDVSA, dan penurunan produksi jangka panjang.