Bisnis.com, JAKARTA — PT Medikaloka Hermina Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih 52,18% selama periode kuartal I/2019.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten berkode saham HEAL tersebut mencatatkan perolehan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp56,45 miliar, tumbuh 52,18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp37,09 miliar.
Selama periode tersebut, HEAL mencatatkan pendapatan Rp901,53 miliar, naik 20,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp746,12 miliar.
Dalam keterangan resmi perseroan, manajemen menyebutkan bahwa pada dalam kuartal I/2019, sebanyak 64% kunjungan rawat inap dan 50% pasien rawat jalan merupakan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Komposisi bisnis perseroan yang berasal dari pasien umum (nonJKN) dan pasien JKN terlihat stabil dalam beberapa kuartal terakhir, menunjukan volume pasien umum yang mampu bertahan dan bertumbuh. Meskipun hampir setengah dari pendapatan bersih perseroan berasal dari pasien JKN.
Perseroan mampu menjaga marginnya dengan menerapkan skala ekonomi, peningkatan efisiensi operasional, dan adopsi teknologi.
Hermina terus bertumbuh organik secara stabil dengan menambah kapasitas tempat tidur pada rumah sakit yang telah berdiri untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Baca Juga
Perseroan mengoperasikan 3.715 tempat tidur di 32 rumah sakit. Tingkat hunian tempat tidur (BOR) berada pada 75,2%, kondisi yang baik mengingat Hermina telah menambahkan sekitar 337 tempat tidur di rumah sakit yang sudah beroperasi.
Dalam 3 bulan pertama tahun ini, perseroan telah melayani 94.390 kunjungan rawat inap dan 1,58 juta kunjungan rawat jalan. Total hari rawat inap meningkat sebesar 35,7% menjadi 264.950 hari dengan masa hospitalisasi rata-rata (ALOS) selama 2,6 hari.
Untuk memenuhi target 40 rumah sakit pada akhir tahun 2020, perseroan akan menambah empat rumah sakit baru pada tahun ini. Proses pembangunan empat rumah sakit tersebut sedang berjalan dengan rencana pembukaan pada paruh kedua tahun 2019. Perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp800 miliar untuk melakukan ekspansi organik atau inorganik, pemeliharaan, dan investasi lainnya.