1. Rugi Mustika Ratu (MRAT) Membengkak 71,21 Persen
Emiten kosmetik, PT Mustika Ratu Tbk. membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,26 miliar pada 2018, naik 71,21% dari rugi pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,32 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2018, emiten dengan kode saham MRAT itu mencetak penjualan bersih sebesar Rp300,57 miliar, turun 12,80% dari penjualan bersih pada 2017 sebesar Rp344,68 miliar.
Baca selengkapnya di sini.
2. Harga Minyak AS Sentuh Level Penutupan Tertinggi Sejak Oktober
Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mencapai level penutupan tertingginya dalam sekitar enam bulan pada perdagangan Selasa (23/4/2019), setelah Arab Saudi dikatakan belum pasti soal peningkatan output demi mengimbangi dampak sanksi pemerintah AS terhadap Iran.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2019 ditutup menguat 75 sen di level US$66,30 per barel di New York Mercantile Exchange, level penutupan tertingginya sejak akhir Oktober 2018.
Baca selengkapnya di sini.
3. Per Maret, Kinerja Operasional DOID Menanjak
Emiten kontraktor tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal, OB, sebesar 34,9 juta bank cubic meter pada Maret 2019.
Raihan tersebut menjadi level tertinggi sepanjang tahun ini. Baca selengkapnya di sini.
4. Pefindo Sematkan Rating A- ke Adhi Karya
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan empat rating A- (single A minus) kepada emiten pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Corporate Secretary Adhi Karya Ki Syahgolang Permata dalam keterbukaan informasi di IDX menyampaikan, dalam memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perusahaan melaporkan hasil pemeringkatan efek tahunan. Ada empat unsur yang diberikan rating.
Baca selengkapnya di sini.
5. Alasan Permintaan Instrumen Surat Utang Korporasi Akan Lebih Marak
Meredanya ketidakpastian global dan domestik akan meningkatkan optimisme emiten dan investor untuk menerbitkan dan menyerap instrumen surat utang berperingkat lebih rendah serta bertenor lebih panjang pada sisa tahun ini.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), realisasi emisi surat utang korporasi sepanjang kuartal pertama 2019 mencapai Rp25,5 triliun. Nilai itu terdiri atas penerbitan obligasi korporasi senilai Rp22,5 triliun dan penerbitan medium term notes (MTN) Rp3 triliun.
Baca selengkapnya di sini.