Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan pada sejumlah industri menyebabkan kinerja sejumlah konglomerasi yang terjun di bisnis-bisnis tersebut cukup tertekan sepanjang tahun lalu dan berpotensi kembali berlanjut sepanjang tahun ini.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan bahwa sektor bisnis yang cukup tertekan tahun lalu antara lain komoditas CPO, properti, dan media. Sektor-sektor ini menjadi andalan sejumlah konglomerasi besar.
Tertekannya harga CPO menyebabkan tekanan pada kinerja Grup Astra, Salim, dan Sinarmas. Tahun ini, sentimen pembatasan impor CPO Eropa akan menekan kinerja sektor ini, sementara kebijakan B20 kemungkinan belum banyak dampaknya.
Sementara itu, sektor properti menjadi andalan Grup Ciputra, Sinarmas, dan Lippo. Tekanan sektor ini paling terasa pada Grup Sinarmas, sedangkan Ciputra dan Lippo sudah mulai mampu membaik meskipun terbatas.
Adapun, sektor media menjadi andalan Grup MNC. Kinerja sektor media Grup MNC relatif terbatas, sedangkan sentimen perkembangan media digital, terutama sosial media, dikhawatirkan akan semakin menggerus pangsa pasar iklan media konvensional.
“Tekanan bisnis yang terjadi pada sejumlah grup besar disebabkan karena beberapa sektor melemah tahun lalu, terutama CPO. Sektor properti dan media juga tidak terlalu baik. Tiga sektor ini masih akan menantang juga tahun ini,” katanya, Minggu (7/4/2019).
Selain ketiga sektor ini, bisnis konglomerasi lainnya juga menghadapi tantangan lain yang beragam. Sektor rokok Grup Sampoerna hanya diuntungkan karena cukai yang tidak dinaikkan tahun lalu, sehingga masih cukup menantang tahun ini.
Sementara itu, Grup Lippo juga masih menghadapi tekanan lain di bisnis ritel mereka karena persaingan yang kian sengit dengan peritel online. Grup Saratoga mendapat sentimen positif dari pencalolan Sandiaga Uno sebagai wakil presiden, tetapi secara umum kinerjanya tidak begitu mencolok.
Grup Bakrie masih menghadapi banyak tantangan seputar utang korporasi, sedangkan Grup Sinarmas yang mengalami tekanan di bisnis properti dan CPO masih untung pada sektor kertas dan bubur kertas. Grup Salim masih cukup prospektif pada sektor konsumsinya.
“Di antara grup konglomerasi yang ada, tampaknya yang paling menarik adalah Grup Astra,” katanya