Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok, PT Bentoel Internasional Investama Tbk. masih mencatatkan rugi sebesar Rp608,46 miliar pada 2018, lebih besar dari rugi 2017 sebesar Rp480,06 miliar.
Director of Legal & External Affairs Mercy Francisca Hutahaean menjelaskan, rugi yang membengkak seiring dengan investasi pemasaran yang dikeluarkan perusahaan untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan membangun brand equity.
Dalam laporan keuangan 2018, beban penjualan emiten dengan kode saham RMBA itu tercatat Rp1,99 triliun, naik 20,75% dibandingkan dengan 2017 sebesar Rp1,65 triliun.
"Untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan membangun brand equity, Bentoel mengeluarkan dana investasi pemasaran untuk portofolio strategis kami, Dunhill dan Lucky Strike, yang lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," katanya, pada Senin (8/4/2019).
Lebih lanjut, perseroan tidak dapat menyampaikan strategi memperbaiki kinerja dan target menekan rugi sepanjang tahun ini. "Sesuai kebijakan perusahaan, kami tidak dapat memberitahukan strategi bisnis perusahaan kepada publik," imbuhnya.
Berdasarkan laporan keuangan Bentoel Internasional Investama 2018, RMBA mencatatkan penjualan sebesar Rp21,92 triliun, naik 8,21% dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya sebesar Rp20,26 triliun.
Beban pokok penjualan naik 19,17% menjadi Rp19,26 triliun pada 2018. Begitu pula, beban penjualan naik 20,75% menjadi Rp1,99 triliun. Beban umum dan administrasi naik 16,22% menjadi sebesar Rp928,06 miliar. Kenaikan juga terjadi di beban keuangan sebesar 25,87% menjadi Rp114,17 miliar.
Dengan demikian, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp608,46 miliar pada 2018, membengkak 26,75% dibandingkan rugi 2017 sebesar Rp480,06 miliar.
Pada perdagangan sesi I Senin (8/4/2019), saham RMBA berada pada level Rp354, belum bergerak dari harga pembukaan dan baru ditransaksikan 1 kali. Secara year to date, saham RMBA telah menguat 13,46%.