Bisnis.com, JAKARTA—Mata uang poundsterling melemah pada perdagangan akhir pekan karena keraguan pasar terhadap rencana Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk melakukan penundaan Brexit.
Pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2019) waktu setempat, poundsterling (GBP) turun 0,3 persen atau 0,0039 poin menjadi 1,3038 per dolar AS. Dalam waktu yang sama indeks dolar AS naik 0,087 poin atau 0,09 persen menjadi 97,395.
Dikutip dari Reuters, May menulis surat ke Komisi Uni Eropa untuk meminta penundaan keluarnya Inggris Raya dari Benua Biru hingga 30 Juni 2019. Namun, Prancis dan Belanda menyatakan keraguan tentang rencana itu.
Dampak penundaan Brexit membuat pergerakan GBP tidak jelas. Poundsterling berpeluang naik jika penundaan Brexit terjadi, sehingga parlemen Eropa akan bernegosiasi kembali soal referendum Brexit.
“Poundsterling saat ini bergerak dalam rentang sempit [1,31 per dolar AS]. Peluang non deal Brexit menjauh, tetapi masih ada ketidakpastian perkembangan Brexit,” paparnya.
Kekhawatiran investor terhadap perkembangan Brexit tergambar kepada nilai tukar GBP yang sempat merosot ke level terendah dalam 4 pekan terakhir. Kini, Inggris diragukan keluar dari Uni Eropa, karena selama 3 tahun keputusan Brexit parlemen Inggris belum memutuskan persyaratan perceraian.
Sebetulnya referendum Brexit sudah disetujui mayoritas masyarakat pada pertengahan 2016. Namun, permasalahan teknis dan pembahasan kelanjutan hubungan dengan Uni Eropa membuat aksi politik ini tidak kunjung menemui titik akhir.
Poundsterling Melemah Akibat Rencana Inggris Tunda Brexit
Mata uang poundsterling melemah pada perdagangan akhir pekan karena keraguan pasar terhadap rencana Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk melakukan penundaan Brexit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium