Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) akan melemah terbatas pada perdagangan Jumat (5/4/2019).
Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono mengatakan bahwa proyeksi melemahnya harga SUN di pasar sekunder didorong oleh tekanan yang berasal dari level indeks dolar AS pada perdagangan terakhir. Tekanan ini muncul seiring dengan membaiknya data tenaga kerja AS di luar ekspektasi di tengah cenderung negatifnya data ekonomi Jerman.
Fokus utama pada agenda rilis data-data ekonomi semalam adalah pada data Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS (Initial Jobless Claims AS) per minggu terakhir Maret 2019, yang di luar ekspektasi turun (dibandingkan pekan sebelumnya) ke level terendah sejak akhir 1969 yaitu hanya sebesar 202.000 klaim.
Di satu sisi, di luar ekspektasi pasar, rilis data Factory Orders Jerman per Februari 2019 mengalami kontraksi sebesar 4,2% secara month-on-month (mom). Kontraksi tersebut merupakan sinyal awal bagi anjloknya data pertumbuhan Produksi Industri Jerman pada bulan yang sama, yang akan dirilis pada sore nanti.
Namun, sejauh ini, konsensus pasar masih memprediksi Produksi Industri Jerman masih akan tumbuh.
Didasarkan pada besarnya kontribusi ekonomi Jerman terhadap perekonomian kawasan euro, rilis data ekonomi Jerman yang cenderung negatif tersebut berpotensi meningkatkan tekanan kepada mata uang euro hingga akhir perdagangan hari ini.
Berdasarkan perkembangan terakhir, indeks dolar AS mengalami rebound ke kisaran 97,29 poin dibandingkan dengan hari sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 97,09 poin. Hal ini berpotensi mendorong penurunan harga SUN di pasar sekunder melalui transmisi depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
"Meski demikian, melemahnya harga SUN di pasar sekunder hari ini diperkirakan dibatasi oleh ekspektasi terhadap prospek positif negosiasi dagang AS-China," papar Dhian dalam riset harian, Jumat (5/4).
Dia menyarankan investor yang hendak trading jangka pendek untuk fokus pada perdagangan SUN benchmark FR0077, FR0078, dan FR0068 dengan rekomendasi hold hari ini, meski harga SUN diproyeksi melemah. Hal tersebut didasarkan pada perkiraan adanya potensi katalis positif pada awal pekan depan yang berasal dari rilis penyerapan data tenaga kerja AS (berdasarkan turunnya indikator US Nonfarm Payroll Maret 2019).
"Untuk trading jangka panjang, kami masih menyarankan investor untuk fokus pada perdagangan FR0059, FR0065, FR0075, dan FR0079 dengan rekomendasi beli," ucap Dhian.
Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 95,00 (7,04%) - 95,25 (6,97%)
FR0077 (15 Mei 2024): 104,15 (7,14%) - 104,45 (7,07%)
FR0064 (15 Mei 2028): 90,30 (7,62%) - 90,75 (7,55%)
FR0078 (15 Mei 2029): 104,45 (7,61%) - 104,75 (7,57%)
FR0065 (15 Mei 2033): 87,90 (8,08%) - 88,40 (8,01%)
FR0068 (15 Maret 2034): 102,90 (8,04%) - 103,35 (7,99%)
FR0075 (15 Mei 2038): 93,90 (8,13%) - 94,35 (8,08%)
FR0079 (15 April 2039): 102,15 (8,15%) - 102,50 (8,12%)
Adapun rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.195-Rp14.233 dengan kecenderungan melemah.
Berikut review perdagangan Kamis (4/4):
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: +06,40 bps to 104,42 (7,08%)
FR0078: +19,30 bps to 104,76 (7,57%)
FR0068: +03,90 bps to 103,21 (8,00%)
FR0079: +10,00 bps to 102,47 (8,12%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0,021 point to 2,35%
UST 5yr: +0,008 point to 2,34%
UST 10yr: +0,007 point to 2,53%
UST 30yr: +0,003 point to 2,94%
German Bund 10yr: -0,013 point to 0,01%
UK Gilt 10yr: -0,015 point to 1,08%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: +01,54% to 39,80
CDS 5yr: -01,98% to 91,77
CDS10yr: +01,21% to 167,86
-CRUDE OIL PRICES -
WTI: -0,006% to US$62,07 per barrel
BRENT: -0,36% to US$69,15 per barrel