Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Resesi AS Mulai Padam, Emas Kembali Melemah

Harga emas berjangka berbalik melemah seiring dengan mulai memudarnya kekhawatiran pasar terkait adanya potensi resesi di Amerika Serikat yang menambah daya tarik investor untuk kembali ke aset investasi berisiko.
Seorang  pegawai toko emas di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedang menyusun emas perhiasan Senin (1/10/2018)./Bisnis-Arief Rahman
Seorang pegawai toko emas di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedang menyusun emas perhiasan Senin (1/10/2018)./Bisnis-Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas berjangka berbalik melemah seiring dengan mulai memudarnya kekhawatiran pasar terkait adanya potensi resesi di Amerika Serikat yang menambah daya tarik investor untuk kembali ke aset investasi berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di bursa Comex pada perdagangan Selasa (26/3/2019) pukul 10.44 WIB, bergerak melemah 0,17% menjadi US$1.326,80 per troy ounce.

Kemudian, harga emas di pasar spot juga bergerak terdepresiasi pada level US$1.320,75 per troy ounce, turun tipis 0,08%.

Mengutip riset harian Asia Trade Point Futures, pernyataan dari pejabat The Fed Wilayah Boston Eric Rosengren terkait pertumbuhan AS yang melambat telah menumbuhkan kepercayaan diri investor untuk kembali bermain aset berisiko dan meninggalkan dolar AS.

"Tampak pascaketerangan dari Rosengren, pelaku pasar mulai melepas dolar AS dan kembali memburu aset-aset beresiko seperti mata uang negara emerging market," tulis Asia Trade Point Futures seperti dikutip dari risetnya yang diunggah di laman resminya, Selasa (26/3/2019).

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang mayor lainnya bergerak melemah, turun 0,05% menjadi 96,521.

Sebagai informasi, pada perdagangan sebelumnya, emas tengah mengalami reli penguatan seiring dengan kekhawatiran pasar terkait dengan potensi terjadinya resesi di AS.

Sinyal resesi tersebut berasal dari imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 3 bulan lebih tinggi dibandingkan dengan imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun. Inversi tersebut terjadi yang pertama sejak Januari 2017.

Investor yang memilih jaminan untuk instrumen jangka pendek  tersebut menggambarkan proyeksi yang suram terhadap kondisi perekonomian dalam waktu dekat sehingga membuka peluang investor untuk melindungi nilai di komoditas emas.

Walaupun demikian, PT Monex Investindo Futures mengatakan bahwa harga emas masih berpeluang menguat dalam perdagangan jangka pendek.

"Aset safe haven emas menguji level resisten di US$1.327 hingga US$1.330 per troy ounce. Namun, jika harga berbalik turun, level support terlihat di area US$1.317 hingga US$1.314 per troy ounce dengan fokus pasar akan tertuju pada perilisan data keyakinan konsumen AS untuk petunjuk pergerakan dollar AS," mengutip riset Monex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper