Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Kinerja Emiten Kebun 2018 Belum Memuaskan

Kinerja emiten perkebunan kelapa sawit pada tahun lalu kian dingin seiring dengan lemahnya harga CPO. Kondisi ini masih akan terus berlanjut bila kondisi pasar global dan harga CPO belum pulih.
Tandan buah segar/Bisnis.com
Tandan buah segar/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten perkebunan kelapa sawit pada tahun lalu kian dingin seiring dengan lemahnya harga CPO. Kondisi ini masih akan terus berlanjut bila kondisi pasar global dan harga CPO belum pulih.

Dari 5 emiten kebun yang merilis laporan keuangan, hanya dua emiten yang membukukan kinerja positif yakni PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dan PT Mahkota Group Tbk. (MGRO) masing-masing membukukan pertumbuhan pendapatan 10,28% dan 13,56% menjadi Rp19,08 triliun dan Rp2 triliun.

Tiga emiten lain yang membukukan pertumbuhan pendapatan terkontraksi yakni PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) masing-masing terkontraksi 6,26%, 15,18% dan 10,34%, dengan nilai pendapatan per 2018 masing-masing senilai Rp2,18 triliun, Rp4,01 triliun dan Rp14,19 triliun.

Lucas Kurniawan, Direktur Keuangan ANJT mengungkapkan bahwa perseroan memproduksi CPO sebanyak 246.138 ton atau naik 17,8% year on year. Penurunan kinerja keuangan pada 2018, katanya, karena harga CPO terus mengalami penurun. 

Dia mengungkapkan, penurunan harga CPO pada 2018 telah menyebabkan harga jual rata-rata sebesar US$504 per metrik ton, turun 17,8% dari harga jual 2017 senilai US$613 per metrik ton. Sementara itu, harga jual palm kernel (PK) pada 2018 senilai US$318 per metrik ton atau lebih rendah dibandingkan dengan harga jual PK pada 2018 senilai US$507 per metrik ton.

"Prospek bisnis CPO pada tahun ini masih tergantung beberapa faktor, terutama realisasi penyerapan biodiesel dan penerapan rencana B30 serta penyelesaian perang dagang antara AS dan China dan pemulihan perekonomian global," ungkapnya kepada Bisnis.com, Senin (25/3/2019).

Lucas menambahkan, faktor lain yang mempengaruhi kinerja CPO adalah prediksi akan kembalinya el-nino. Namun, hal ini dinilai terlalu dini. Dia mengungkapkan, hal yang perlu diperhatikan pada tahun ini adalah peseimbangan pasokan dan permintaan.

Hingga Februari 2019, volume produksi CPO sebanyak 34.750 ton atau naik 6,6% dari periode yang sama 2018. Sementara itu, produksi inti sawit ANJT hingga Februari 2019 sebanyak 7.502 ton, naik 10,2 % dibandingkan dengan periode yang sama di 2018. 

Tahun ini, ANJT akan tetap fokus untuk penanaman kembali di area operasi ANJ Agri dan PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM) dengan proyeksi luas lahan yang  masih dikaji.

Terpisah, Sekretaris Perusahaan Mahkota Group Elvi mengungkapkan, produksi CPO pada 2018 sebanyak 219.149 ton dan pada tahun ini diproyeksikan lebih rendah menjadi 203.308 ton.

Pada 2018, MGRO berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan naik dua digit menjadi Rp2 triliun. Pada 2019, perseroan memproyeksikan pendapatan senilai Rp5 triliun, dengan mengandalkan pabrik baru refinery.

Adapu, pabrik MGRO bakal menghasilkan produk turunan CPO seperti olein atau minyak goreng dan sterin, sebagai bahan baku margarin atau oleochemical. MGRO memproyeksikan pabrik refinery bakan berkontribusi terhadap penjualan pada Juli 2019. 

Terkait sentimen yang dilontarkan Uni Eropa, katanya, hal tersebut memberikan dampak yang cukup berpengaruh pada ekspor produk CPO dan turunannya. "Namun dengan adanya campur tangan pemerintah, kami harapkan masalah ini bisa terselesaikan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper