Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sikap Akomodatif The Fed Topang Bursa Asia, Ocehan Trump Membebani

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (21/3/2019), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengambil sikap yang lebih akomodatif dalam pertemuan kebijakan moneternya.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (21/3/2019), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengambil sikap yang lebih akomodatif dalam pertemuan kebijakan moneternya.

Kendati demikian, kekhawatiran seputar perkembangan perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan perlambatan pertumbuhan global membatasi kenaikannya, bahkan membebani beberapa bursa saham di kawasan ini. 

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pasific selain Jepang menguat 0,5%.

Sementara itu, indeks saham blue chips China, yang berfluktuasi sepanjang pagi ini, bergerak flat, dan indeks Kospi Korea Selatan bertambah 1% saat pihak regulator mengumumkan rencana untuk memangkas pajak transaksi saham tahun ini.

Di sisi lain, bursa saham Australia, yang mampu naik sebelumnya, berbalik ke zona negatif dan turun 0,5%.

Bursa saham Asia mampu naik meskipun bursa Wall Street mengalami sesi perdagangan yang goyah pada Rabu (20/3), setelah sentimen positif untuk aset berisiko yang dipicu oleh sikap dovish The Fed dibayangi oleh pertumbuhan dan kekhawatiran perdagangan.

Pada Rabu, Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa pemerintah AS dapat mempertahankan tarif pada barang-barang China selama "periode yang substansial" demi memastikan kepatuhan Beijing dengan kesepakatan perdagangan apa pun.

"Kami tidak berbicara tentang menghapusnya, kami berbicara untuk mempertahankannya [tarif] untuk jangka waktu yang cukup lama, karena kami harus memastikan bahwa jika kami melakukan kesepakatan dengan China, China akan menjalankan kesepakatan itu," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

Komentar Trump ini meredupkan harapan bahwa negosiasi perdagangan antara AS-China selama ini dapat menghapus tarif terhadap pada impor masing-masing negara. Pemerintah China telah meminta pemerintahan Trump untuk menghapus tarif sebagai bagian dari kesepakatan.

Perundingan perdagangan antara dua negara berekonomi terbesar di dunia ini sendiri akan dilanjutkan pekan depan.

“Komentar Trump memberi lebih banyak efek pada bursa saham AS ketimbang bursa lain di Asia,” ujar Sean Darby, kepala strategi ekuitas global di Jefferies, Hong Kong.

“Sementara itu, pergerakan yang lebih rendah dalam tingkat suku bunga AS sebenarnya memiliki dampak atau efek yang jauh lebih besar di emerging market dan Asia, daripada di Amerika Serikat sendiri,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper