Bisnis.com, JAKARTA -- MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Selasa (19/3/2019) harga SUN masih bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dengan peluang mengalami kenaikan yang didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa mata uang dolar Amerika Serikat kembali mengalami pelemahan terhadap mata uang utama dunia jelang FOMC Meeting pada pekan ini.
Kondisi tersebut dalam jangka pendek akan menjadi katalis positif bagi mata uang negara - negara berkembang.
"Hanya saja, volume perdagangan kami perkirakan masih akan terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi jelang diadakannya FOMC Meeting dan pelaksanaan RDG Bank Indonesia," katanya melalui riset harian, Selasa (19/3/2019).
Dengan masih bervariasinya arah perubahan harga, Made menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek guna mengoptimalkan potensi kenaikan harga jelang diadakannya FOMC Meeting.
"Beberapa seri yang kami lihat cukup menarik untuk diperdagangkan adalah seri - seri berikut ini : FR0053, FR0061, FR0056, FR0059, FR0071, FR0068 dan FR0072," katanya.
Baca Juga
Review (Senin, 18 Maret 2019)
Pergerakan harga SUN pada perdagangan Senin, 18 Maret 2019 mengalami kenaikan seiring dengan meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Perubahan harga SUN yang terjadi berkisar antara 10 hingga 55 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 5 hingga 6,3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2,4 bps.
Adapun, untuk SUN seri acuan yang mengalami kenaikan harga tertinggi didapati pada tenor 15 tahun sebesar 56 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 6,3 bps di level 8,054%. Selanjutnya, diikuti oleh Surat Utang Negara seri acuan bertenor 20 tahun yang mengalami kenaikan harga sebesar 47 bps yang berdampak kepada turunnya tingkat imbal hasil sebesar 4,8 bps di level 8,158%.
Di posisi berikutnya, didapati SUN seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 5 tahun, keduanya mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 36 bps dan 22 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 5,1 bps sehingga masing-masing berada di level 7,702% dan 7,280%.
Kenaikan harga SUN yang terjadi pada perdagangan kemarin masih didorong oleh faktor perubahan nilai tukar mata uang rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika.
Penguatan nilai tukar rupiah ini disebabkan para pelaku pasar yang merespons positif terhadap neraca perdagangan yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan kemarin di mana neraca perdagangan surplus sebesar US$330 juta.
Selain itu, minat investor pada pasar keuangan juga didorong oleh beberapa sentimen positif dari eksternal, di antaranya meredanya perang dagang antara Amerika dan China serta jelang diadakannya FOMC Meeting pada pekan ini.