Bisnis.com, JAKARTA - Emiten terafiliasi Grup Saratoga, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2025, meskipun pendapatan mengalami kenaikan tipis.
Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih MPMX turun 6,67% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp153,51 miliar pada tiga bulan pertama 2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp164,49 miliar.
Di lain sisi, pendapatan perseroan naik tipis 2,95% menjadi Rp3,99 triliun pada Januari-Maret 2025, dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp3,88 triliun.
Namun, beban pokok perseroan juga ikut membengkak 3,04% YoY menjadi Rp3,64 triliun, dibandingkan periode sama pada 2024 sebanyak Rp3,53 triliun.
Alhasil, laba bruto MPMX naik 2,03% menjadi Rp354,41 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp347,36 miliar.
Group CFO MPMX, Beatrice Kartika mengatakan perseroan berupaya untuk menjaga fundamental keuangan yang sehat di tengah tekanan makroekonomi dan dinamika pasar pada kuartal I/2025.
Baca Juga
"Peningkatan margin laba kotor mencerminkan efektivitas strategi efisiensi yang kami jalankan, meskipun secara pendapatan kami sedikit mengalami tekanan dibandingkan tahun lalu," ujar Beatrice dalam keterangannya, dikutip Minggu (4/5/2025).
Menurutnya, kinerja MPMX pada kuartal I/2025 dipengaruhi oleh beberapa tantangan eksternal seperti penurunan kinerja pasar sepeda motor nasional yang memberikan tekanan pada segmen distribusi.
Selain itu, segmen asuransi juga terpengaruh oleh penurunan kontribusi dari produk kendaraan bermotor. Sementara segmen transportasi menghadapi penurunan akibat penghentian kontrak dan proyek yang selesai dan turunnya margin penjualan mobil bekas.
Pada segmen bisnis distribusi dan ritel kendaraan roda dua, pendapatan tumbuh sebesar 3% YoY menjadi Rp3,934 triliun selama tiga bulan pertama 2025 didorong oleh pendapatan penjualan sepeda motor serta segmen purnajual.
Selanjutnya, segmen bisnis asuransi MPM Insurance menghadapi tantangan di kuartal I/2025 dengan mencatat penurunan pada pendapatan premi bersih sebesar 6% YoY menjadi Rp67 miliar, terpengaruh oleh kinerja sektor leasing untuk produk kendaraan bermotor yang lebih lemah.
Adapun, di bisnis penyewaan kendaraan, MPM Rent mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 5% YoY berkat segmen penjualan mobil bekas melalui AUKSI yang tercatat meningkat sebesar 11% YoY, terutama didorong oleh kendaraan komersial, meskipun margin tercatat lebih rendah 11% YoY.
Terakhir, di bisnis jasa keuangan, Jaccs MPM Finance Indonesia (JMFI) pendapatan bersih kuartal I/2025 tercatat turun 21% YoY, terutama disebabkan oleh penghentian pembiayaan mobil dan pembiayaan korporasi. Namun, inisiatif peningkatan kualitas aset dan efisiensi biaya berhasil mengurangi kerugian bersih sebesar 6% YoY.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.