Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilih-Pilih Saham Emiten Pembagi Dividen

Usai merilis laporan keuangan 2018 yang telah diaudit, beberapa emiten big caps siap membagikan dividen. Sejumlah analis memperkirakan dividen pay out ratio masih stabil untuk tahun buku 2018.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Usai merilis laporan keuangan 2018 yang telah diaudit, beberapa emiten big caps siap membagikan dividen. Sejumlah analis memperkirakan dividen pay out ratio masih stabil untuk tahun buku 2018.

Emiten berkapitalisasi besar yang telah merilis laporan keuangan 2018 yakni PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Unilever Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Astra International Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. Sejumlah emiten tersebut mencatatkan laba bersih per saham tumbuh dua digit. 

Berdasarkan data dividen pay out ratio 4 tahun terakhir di BEI, PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT HM Sampoerna Tbk. mencatatkan pay out ratio tertinggi dari 10 emiten big caps. Emiten dengan kode saham UNVR dan HMSP ini konsisten membagikan hampir seluruh net profitnya sebagai dividen kepada pemegang saham. 

Berdasarkan dividen pay out ratio 2014-2017, UNVR dan HMSP mencatatkan rata-rata pay out ratio masing-masing 85,98% dan 95,75%. Selanjutnya, rata-rata pay out ratio tertinggi lainnya diikuti GGRM, TLKM, ASII, dan ICBP. 

Kepala Riset FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo memperkirakan dividen pay out ratio emiten big caps masih stabil untuk tahun buku 2018. Proyeksi ini karena melihat kecenderungan emiten big caps tidak agresif dan cenderung berhati-hati dalam ekspansi. 

Meski demikian, pay out ratio juga tergantung dari kebijakan perusahaan untuk melakukan ekspansi atau mengoptimalkan laba bersih sebagai dividen. "Jika sudah mapan seprti HMSP, dividennya cenderung tinggi karena mereka tidak agresif dalam ekspansi. Jadi mereka cenderung memanfaatkan kapasitas dan meningkatkan efisiensi yang ada," katanya pada Rabu (13/3/2019). 

Terkait saham pilihan di musim pembagian dividen saat ini, Wisnu merekomendasikan 5 dari 10 emiten big caps, yang didominasi emiten konsumer. Kelima emiten tersebut yakni UNVR, HMSP, ICBP, GGRM, dan TLKM. 

Berdasarkan pay out ratio, kelima emiten tersebut memberikan pay out ratio tinggi dibandingkan dengan emiten perbankan dalam jajaran big caps. Di samping itu, secara teknikal, emiten sektor consumer menunjukkan kenaikan saham yang konsisten. 

"Secara sektoral, consumer mengalami kenaikan dalam dua hari terakhir ini di tengah IHSG yang cenderung fluktuatif. Misal hari ini, IHSG melemah 0,38%, tetapi sektor konsumer naik 0,9% mengungguli IHSG secara keseluruhan," imbuhnya. 

Adapun, target harga sepanjang 2019 untuk UNVR sebesar Rp57.000, HMSP Rp4.350, TLKM Rp4.100, GGRM Rp101.100, ICBP RP11.000. 

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe menilai saham UNVR dan HMSP cukup menarik dikoleksi karena 100% laba bersih perusahaan dibagikan sebagai dividen. Saham yang menarik berikutnya yakni emiten BUMN seperti TLKM dan GGRM karena dividen pay out ratio di atas 50%. 

Adapun, emiten bank BUMN juga menarik karena memberikan dividen pay out ratio di rentang 20%-40%. Menurutnya, semakin besar dividen pay out ratio yang dibagikan, maka menunjukkan perusahaan itu sehat.  "ICBP juga menarik karena nyaris tidak memiliki goncangan, seperti INDF yang dipengaruhi harga gandum dan CPO," katanya. 

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma berpandangan, selain melihat dividen pay out ratio, investor perlu mencermati dividen yield ketika mengincar saham di musim dividen ini. 

Menurutnya, emiten yang memiliki dividen yield 5% cukup menarik untuk dikoleksi. "Selain dividen pay out ratio, dividen yield juga dperhitungkan karena itu yang sebetulnya didapatkan oleh pemegang saham," katanya.

Director PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, di samping mempertimbangkan dividen pay out ratio dan dividen yield, investor juga perlu mencermati kinerja harga saham dan perusahaan. 

Dia memandang sektor konsumer dan perbankan menarik untuk dikoleksi, khususnya pada saham UNVR dan BBCA. Sebab, keduanya menunjukkan kenaikan harga saham yang konsisten. 

William menyebutkan, rata-rata harga saham UNVR pada 2009 sebesar Rp9.260, dan saat ini sudah pada level Rp49.950 per saham (penutupan 13 Maret 2019). Begitu pula, rata-rata harga saham BBCA pada 2009 sebesar Rp3.780 per saham, dan saat ini pada level Rp27.475 per saham (penutupan 13 Maret 2019). 

Dia mengatakan, saham dengan market kapitalisasi besar memiliki kinerja keuangan baik dan rutin membagi dividen. Sehingga, saham-saham tersebut layak dikoleksi untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.  "Meski tidak 100% [pay out ratio], tetapi bisa memberikan kenyamanan di atas 60% untuk saham ini," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper