Bisnis.com, JAKARTA – China bakal mengurangi produksi bajanya pada tahun ini dan tahun depan. Salah satunya dengan memangkas pembuatan baja di provinsi Hebei sebanyak 14 juta ton kapasitas .
Berbicara di pertemuan Kongres Rakyat Nasional diBeijing, Kamis (7/3/2019), Wang Dongfeng, Kapala Partai Komunis provinsi itu mengatakan, hal itu dilakukan guna meningkatkan kualitas udara di wilayah tersebut.
“Kami lebih suka mengorbankan PDB [produk domestik bruto] untuk menjaga langit biru di Beijing,” katanya dikutip dari Reuters, Kamis (7/3/2019).
Berdasarkan data Biro Statistik Nasional, provinsi Hebei yang mengelilingi ibu kota Beijing di China Utara, telah memproduksi sekitar 237 juta ton baja mentah pada tahun lalu. Angka itu menyumbang lebih dari 25% dari total produksi baja mentah China.
Agar diketahui, pada awal pertemuan parlemen minggu ini, China menetapkan target pertumbuhan PDB 2019 pada 6,0 hingga 6,5 %, dibandingkan pertumbuhan tahun lalu pada 6,6 persen, paling lambat sejak 1990.
Tidak seperti tahun lalu, China tidak menetapkan target nasional pengurangan kapasitas baja pada 2019. Tujuan memangkas 150 juta ton pada 2020 tercapai pada akhir 2018.
Pada pertemuan yang sama pada Kamis, gubernur Hebei Xu Qin mengatakan, provinsi tersebut telah menghilangkan 82,23 juta ton kapasitas baja tahunan sepanjang 2013-18, sementara jumlah perusahaan baja yang beroperasi di Hebei telah berkurang setengahnya selama periode itu.
Pada akhir 2020, katanya, total kapasitas baja yang dipangkas oleh Hebei akan setara dengan negara penghasil baja terbesar kedua di dunia, India.
Mengacu pada data Asosiasi Baja Dunia (World Steel Association), produksi baja China mencapai 928,26 juta ton sepanjang tahun lalu. Menempatkannya di posisi awal, proudsen baja top dunia.
Sementara India ada di posisi kedua dengan produksi baja mencapai 106,46 juta ton. Adapun Jepang berada di posisi berikutnya dengan raihan 104,32 juta ton.