Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Timah (TINS) Kejar Laba 2019 Rp1,2 Triliun

Tahun ini TINS memancang target laba sekitar Rp1,2 triliun atau Rp100 miliar per bulan.
Aktivitas di smelter PT Timah di Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung/Reuters-Beawiharta
Aktivitas di smelter PT Timah di Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA— PT Timah Tbk. merancang sejumlah strategi untuk mengamankan target laba sekitar Rp1,2 triliun atau Rp100 miliar per bulan pada 2019.

Direktur Keuangan Timah Emil Ermindra mengungkapkan dalam rencana anggaran kerja dan anggaran perseroan (RKAP) 2019, sasaran pencapaian laba disepakati kurang lebih Rp1,2 triliun atau Rp100 miliar per bulan.  Perseroan menurutnya memiliki strategi operasional untuk mencapai target laba. 

Pertama, meningkatkan tingkat keyakinan terhadap besar cadangan timah yang ada di izin usaha pertambangan (IUP) perseroan dan memfokuskan aktivitas penambangan di lokasi yang cadangannya relatif mudah.

Kedua, percepatan produksi bijih timah menjadi logam melalui peningkatan kapasitas, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi di seluruh mata rantai yang ada.

Ketiga, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penjualan kepada target market dunia potensial.

Keempat, meningkatkan besar modal kerja yang murah untuk menunjang keseluruhan aktivitas operasional bisnis.

Kelima, peningkatan kapasitas human capital.

Keenam, sinergi bisnis dan operasi dengan sesama anggota holding pertambangan dan anak perusahaan.

“Pencapaian kinerja Januari 2019—Februari 2019 200% lebih baik dibanding secara year on year maupun target RKAP untuk dua bulan ini. Padahal, dalam  RKAP targetnya sudah kami naikkan 20%,” ujar Emil  kepada Bisnis, Jumat.

Sebelumnya, Emil menyebut target produksi rerata sebanyak 2.600 ton stannum (Sn) bijih timah per bulan dalam RKAP 2019. Adapun, penjualan ekspor logam diproyeksikan 2.550 metrik ton (mt).

Akan tetapi, Emil mengungkapkan, terjadi lonjakan produksi perseroan pada Januari 2019. Hal tersebut sejalan dengan program penertiban penambangan ilegal oleh pemerintah dan larangan smelter swasta melakukan ekspor.

“Pada Januari 2019, total produksi bijih timah mencapai 6.660 ton Sn atau sekitar 260% dari target yang ditetapkan,” ujar Emil.

Lebih detail, produksi tersebut berasal dari tambang darat Bangka 4.800 ton Sn, unit tambang Laut Bangka 200 ton Sn, unit Tambang Belitung 1.060 ton Sn, dan 600 ton Sn dari unit tambang Kepulauan Riau.

Di sisi lain, Emil menyebut produksi dan penjualan logam mencapai 5.210 mt pada Januari 2019. Realisasi itu melebihi 200% target yang ditetapkan emiten berkode saham TINS tersebut.

Secara keseluruhan, TINS menargetkan total produksi bijih timah dapat mencapai 38.000 ton Sn pada 2019.

Berdasarkan catatan Bisnis, pada September 2018, TINS mengantongi laba bersih Rp255,54 miliar atau turun 14,98% secara tahunan dari sebelumnya Rp300,57 miliar. Padahal pendapatan meningkat 2,7% menuju Rp6,80 triliun dari posisi senilai Rp6,62 triliun pada September 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper