Bisnis.com, JAKARTA — Pendapatan PT Air Asia Indonesia Tbk. sepanjang 2018 tercatat tumbuh 11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada 2018, emiten penerbangan dengan kode saham CMPP tersebut mengantongi pendapatan sebesar Rp4,19 triliun, tumbuh 11% dari 2017 sebesar Rp3,76 triliun.
Pertumbuhan pendapatan tersebut didukung oleh peningkatan jumlah penumpang sebesar 13% menjadi 5,2 juta seiring dengan pertumbuhan kapasitas sebesar 16%. Sementara itu, beban operasi perseroan untuk pembelian bahan bakar avtur meningkat sebesar 53%. Pada 2017 total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian avtur sebesar Rp1,2 triliun, sedangkan pada 2018 Rp1,86 triliun.
Manajemen CMPP menjelaskan bahwa beban usaha yang lebih tinggi disebabkan oleh pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi sepanjang 2018 dan tingginya harga avtur.
Dengan demikian, perseroan mencatatkan kerugian sebelum pajak sebesar Rp998 miliar sepanjang 2018.
Direktur Utama Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan bahwa kinerja perseroan pada 2019 akan lebih prospektif dibandingkan dengan capaian 2018. Perseroan telah menyatukan kembali operasional dalam satu terminal di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta yang berdampak terhadap berkurangnya baiaya operasional ke depannya.
“Kami sangat optimistis, kami dapat memperbaiki kinerja perseroan dan dapat memperbesar pangsa pasar di tahun 2019, yang tanda-tanda perbaikannya telah terlihat di awal tahun 2019,” ujarnya melalui keterangan resminya, Rabu (27/2/2019).