Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia dan India Bakal Gelar Pemilu. Mana Lebih Kuat, Rupiah atau Rupee?

Indonesia dan India bakal segera menggelar pemilihan umum (pemilu) di masing-masing negara. Spekulasi pun merebak soal kinerja mata uang dua negara emerging market ini menjelang perhelatan agenda tersebut.
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan India bakal segera menggelar pemilihan umum (pemilu) di masing-masing negara. Spekulasi pun merebak soal kinerja mata uang dua negara emerging market ini menjelang perhelatan agenda tersebut.

Sekitar satu bulan setelah Indonesia menggelar pemilihan presiden dan wakil presiden pada 17 April 2019, India akan mengadakan pemilu pada Mei. Penyelenggaraan pemilu kedua negara dipastikan akan menarik perhatian dunia dan investor global.

Kedua negara itu sering dibanding-bandingkan karena menawarkan aset-aset berimbal hasil tinggi dengan basis konsumen yang besar. Duo ini juga dipandang rentan terhadap sentimen eksternal utamanya perubahan kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Hal ini bermuara pada dua petahana baik di Indonesia maupun India. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan Presiden Indonesia Joko Widodo akan memenangkan pemilu mendatang. Di sisi lain, posisi Perdana Menteri India Narendra Modi tampak kurang aman menyusul kekalahan regional untuk partainya akhir tahun lalu.

Spekulasi ini serta merta memengaruhi pandangan pelaku pasar terhadap kinerja mata uang masing-masing negara.

“Rupiah menawarkan imbal hasil risiko yang lebih baik bagi investor ketimbang rupee,” ujar Rainer Michael Preiss, Direktur Eksekutif di Taurus Wealth Advisors Pte., Singapura, sebagaimana dilansir Bloomberg.

“Terkait Indonesia, kami melihat konsistensi yang baik. Jika Modi tidak terpilih kembali, beberapa orang mungkin berpikir ini adalah negatif dan itu dapat menyebabkan lebih banyak volatilitas dalam rupee,” lanjutnya.

Dilihat dari kinerja rupiah dan rupee sepanjang tahun ini, rupiah jelas difavoritkan. Rupiah telah menguat sekitar 2%, sebaliknya rupee melemah sekitar 2% terhadap dolar AS.

Sementara itu, saham dan obligasi Indonesia telah menarik dana senilai hampir US$3 miliar dari luar negeri sejak 1 Januari, sedangkan aset-aset India justru mengalami arus keluar bersih senilai sekitar US$100 juta.

Menurut Prakash Sakpal, seorang ekonom di ING Groep NV, rupee bisa melemah melampaui level 75 per dolar AS jika Modi gagal memenangkan masa jabatan keduanya.

Bulan ini Morgan Stanley merekomendasikan penjualan mata uang rupee dan memprediksikan lebih banyak pelemahan yang akan dialami sebelum pemilu di India. Pada perdagangan Jumat (15/2), rupee ditutup melemah sekitar 0,1% di level 71.22 per dolar AS.

Serangan teror yang menewaskan puluhan tentara di India pekan lalu juga telah membebani pasar karena para investor mempertimbangkan skala pembalasan oleh pihak pemerintah.

“Adapun nilai tukar rupiah mungkin akan bergerak di kisaran level Rp14.000 per dolar AS sebagian besar tahun ini, meskipun bisa melemah ke level 14.300-14.400 sebelum pemilu,” tambah Sakpal.

Lebih lanjut, Preiss meyakini masa jabatan kedua untuk Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, dapat menarik banyak investor masuk.

Alexander Wolf, kepala strategi investasi untuk Asia di JPMorgan Private Bank yang berbasis di Hong Kong, berpendapat rupiah akan menjadi taruhan yang lebih aman karena Indonesia lebih terekspos pada siklus pertumbuhan China dengan ekspor komoditasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper