Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP Properti (PPRO) Berencana Spin Off Anak Usaha Perhotelan

Emiten properti, PT PP Properti Tbk. berencana melakukan spin off entitas anak usaha  perhotelan atau hospitality dalam beberapa tahun ke depan.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan PP Properti di Jakarta, Sabtu (3/6)./JIBI-Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan PP Properti di Jakarta, Sabtu (3/6)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten properti, PT PP Properti Tbk. berencana melakukan spin off entitas anak usaha  perhotelan atau hospitality dalam beberapa tahun ke depan.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti mengungkapkan, aksi spin off akan dilakukan bila hotel di Lombok mulai beroperasi. Adapun proyek Prima Park Hotel Lombok bakal rampung pada 2020.

“Kami ada rencana spin off hospitality. Tunggu selesai pembangunan hotel di Lombok,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Saat ini, perseroan memiliki lima hotel, dua di antaranya berada di bawah entitas anak perseroan. Dia menambahkan, aksi spin off akan dilaksanakan bila entitas anak hospitality mulai mandiri tak membutuhkan suntikan dari induk.

Adapun segmen hospitality berkontribusi terhadap recurring income (pendapatan berulang) perseroan. Segmen pendapatan berulang juga diperoleh dari penyewaan tenant di mal.

Pada tahun ini, PPRO memproyeksikan recurring income bisa mencapai Rp235 miliar atau mencapai 7,5% dari total pendapatan perseropan. Pada 2018, nilai recurring income yang dikantongi senilai Rp180 miliar, atau berkontribusi sebesar 6% terhadap total pendapatan. 

Dalam kurang waktu 5 tahun lagi, PPRO memproyeksikan recurring income bisa berkontribusi hingga 15% terhadap pendapatan perseroan.

Di sisi lain, PPRO mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,3 triliun. Belanja modal tersebut berasal dari kas dan penerbitan surat utang perseroan.

Pada 2019, PPRO mengincar pertumbuhan marketing sales senilai Rp3,7 triliun atau naik 10% year on year dari posisi Rp3,4 triliun. Adapun pertumbuhan marketing sales PPRO pada 2018 sebesar 12% dari 2017 senilai Rp3 triliun. Proyeksi pertumbuhan pada tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya, mengingat adanya momentum pemilihan presiden.

Dia berharap, pemilihan presiden tidak memberikan dampak yang kurang baik bagi sektor properti. Menurutnya, segmen properti yang biasanya tidak terkena dampak dari pesta demokrasi yakni kelas menengah ke bawah, sebab permintaan akan hunian baru masih cukup banyak dan segmen ini digarap oleh perseroan.

Selain itu, perseroan juga memiliki proyek hunian vertikal untuk mahasiswa. Segmen ini selalu direspon positif oleh pasar. Dia mengatakan, segmen ini diciptakan sesuai dengan tingginya kebutuhan hunian bagi mahasiswa. 

Perseroan memiliki apartemen di beberapa lokasi yang cukup dekat dengan kampus atau stasiun kereta antara lain proyek Babarsari di Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper