Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara tergelincir dari penguatannya dan berakhir anjlok pada perdagangan Kamis (7/2/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 anjlok 2,15 poin atau 2,20% dan ditutup di level US$95,65 per metrik ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (6/2), harga batu bara kontrak April 2019 masih melanjutkan penguatannya untuk hari kedua dan berakhir naik 0,10 poin atau 0,10% di level US$97,80 per metrik ton.
Harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Mei 2019 ikut ditutup anjlok 3,88% atau 3,05 poin di posisi 75,60 pada Kamis (7/2), setelah mampu berakhir menguat 1,75% di posisi 78,65 sehari sebelumnya.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah anjlok pada perdagangan Kamis (7/2) di tengah tanda-tanda bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China tidak akan menyelesaikan ketegangan perdagangan mereka sebelum tenggat waktu 1 Maret.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret anjlok 2,5% atau 1,37 poin dan ditutup di level US$52,64 per barel pada penutupan perdagangan di New York Mercantile Exchange. WIT telah melemah 4,7% sepanjang pekan ini.
Adapun minyak Brent untuk kontrak April berakhir merosot 1,06 poin atau 1,7% di level US$61,63 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Harga minyak mentah Kanada juga melemah karena dua pipa minyak penting selain wilayah pasir minyak ditutup sebagian di tengah penyelidikan kemungkinan kebocoran di Missouri.
Minyak Heavy Western Canadian Select untuk Maret diperdagangkan lebih rendah US$10,30 dibandingkan WTI, melebar dari US$9,25 pada Kamis. Harga melemah karena penutupan sebagian pipa Keystone TransCanada Corp. dan jalur Platte Enbridge Inc. pada hari Rabu mengancam penumpukan minyak mentah di Alberta.
Dilansir dari Bloomberg, pasar tertekan setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan ada "jarak yang cukup besar" dalam negosiasi antara AS dan China.
Kemudian, Presiden Donald Trump mengatakan tidak berharap untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum akhir bulan ini, ketika Trump mengancam akan menaikkan tarif.
"Jelas jika ada perang dagang habis-habisan, dengan sedikit pertumbuhan ekonomi dari China dan pasar negara berkembang lainnya, hal ini bukan sentimen bullish untuk minyak," kata Kyle Cooper, konsultan Ion Energy Group LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Penguatan harga minyak telah tersendat bulan ini setelah peningkatan output AS mengancam mengimbangi upaya pengurangan suplai oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara mitranya.
Meski sanksi terhadap Venezuela dan Iran telah menopang harga, investor masih khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi global. Harga juga melemah menyusul pemangkasan perkiraan pertumbuhan zona euro.
Pergerakan harga batu bara kontrak April 2019 di bursa Newcastle
Tanggal | US$/MT |
7 Februari | 95,65 (-2,20%) |
6 Februari | 97,80 (+0,10%) |
5 Februari | 97,70 (+0,67%) |
Sumber: Bloomberg