Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Rebound, Harga Batu Bara Tambah Kuat

Penguatan harga batu bara di bursa ICE Newcastle berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (6/2/2019).
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara di bursa ICE Newcastle berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (6/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Maret 2019 menguat 0,65 poin atau 0,66% dan ditutup di level US$98,65 per metrik ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (5/2), harga batu bara kontrak Maret 2019 rebound dan berakhir naik 0,65 poin atau 0,67% di level US$98 per metrik ton.

Adapun harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Maret 2019 rebound dan ditutup menguat 1,85% atau 1,40 poin di posisi 77,10 pada Rabu (6/2).

Sementara itu, harga minyak mentah berhasil rebound pada perdagangan Rabu (6/2), setelah sebuah laporan menunjukkan permintaan bensin yang sangat kuat dan penurunan bahan bakar pemanas di AS mengurangi kekhawatiran kelebihan pasokan global.

Berdasarkan data Bloomberg, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret menguat 0,7% atau 0,35 poin ke level US$54,01 per barel pada penutupan perdagangan Rabu di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak Brent untuk kontrak April berakhir menguat 0,71 poin di level US$62,69 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

WTI memutuskan penurunan beruntun yang dialami dua hari sebelumnya, setelah Energy Information Administration (EIA) menyatakan persediaan minyak mentah dan bensin AS pekan lalu meningkat sesuai perkiraan analis.

Dampak dari hawa dingin brutal yang melanda AS juga muncul dalam data, dengan persediaan bahan bakar musim dingin menyusut hampir 5 juta barel.

Petunjuk bullish pada permintaan menawarkan bantuan kepada pelaku pasar yang khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi. Meski ada upaya OPEC untuk memotong pasokan global, minyak mentah berada di jalur untuk pelemahan ketiga berturut-turut di awal sesi karena aktivitas pabrik yang melambat di Jerman menyusul laporan penurunan pesanan sektor jasa di AS.

"Kami melihat kenaikan moderat pada data EIA. Ini adalah pasar yang tenang yang mencoba mencari pijakan dan berusaha mencari sentimen yang lebih mendukung," kata Rob Haworth dari US Bank Wealth Management, seperti dikutip Bloomberg.

Data EIA menunjukkan permintaan bensin secara rata-rata empat pekan berada pada level tertinggi sejak 2007. Sementara itu, minyak mentah AS tetap pada level tertinggi sepanjang masa, namun tidak meningkat selama minggu-minggu sebelumnya.

Ini menunjukkan penurunan harga minyak tahun lalu membantu menahan laju booming dalam pengeboran minyak shale AS. Sementara itu, penurunan cadangan pada propana, minyak pemanas, dan bahan bakar lainnya menyebabkan total persediaan minyak bumi turun 3,36 juta barel.

Pergerakan harga batu bara kontrak Maret 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

6 Februari

98,65

(+0,66%)

5 Februari

98,00         

(+0,67%)

4 Februari                            

97,35

(-0,71%)

1 Februari

98,05

(-1,06%)

31 Januari

99,10

(-0,85%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper