Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) berencana mempertebal margin pada 2019, dengan memaksimalkan diversifikasi produk.
Investor Relation SMAR Pinta S. Chandra mengungkapkan, perseroan akan fokus melakukan intensifikasi pada tahun ini. Adapun intensifikasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui percepatan peremajaan tanaman.
"Untuk bisnis hilir atau downstream, kami akan meningkatkan efisiensi operasional di sepanjang rantai nilai dan menangkap peluang margin yang timbul dari penyediaan produk dan layanan dengan nilai tambah," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (28/1/2019).
Hingga September 2018, margin laba kotor dan margin laba bersih perseroan masing-masing 11,65% dan 0,04%. Sementara itu, margin dari laba operasional mencapai 3,53%.
Tipisnya raihan margin pada sembilan bulan 2018, membuat emiten bersandi saham SMAR gencar melaksanakan diversifikasi produk. Hingga September 2018, pendapatan dari segmen penghiliran berkontribusi hingga 87% dan penjualan CPO dan produk lainnya hanya menyumbang 13%.
Sampai September 2018, produksi tandan buah segar (TBS) SMAR mencapai 2,04 juta ton, atau turun 3,3% year on year dari sebelumnya 2,11 juta ton. Sementara itu, produksi CPO juga terkoreksi 3,3% y-o-y menuju 470.387 ton dibandingkan per September 2017 sebesar 486.485 ton.
Baca Juga
Di sisi lain, produksi palm kernel (PK) terkoreksi lebih tipis, yakni 0,3% yoy menuju 120.068 ton dari sebelumnya 120.393 ton. Namun, kernel extraxtion rate naik 0,13% yoy menjadi 5,54% dibandingkan per September 2017 sebesar 5,41%.
Adapun, oil extraction rate (OER) turun 0,16% menjadi 21,70% dari sebelumnya 21,86%. OER atau tingkat rendemen adalah perbandingan jumlah CPO yang diproduksi dalam setiap kilo gram TBS.
Per September 2018, total area perkebunan kelapa sawit SMAR mencapai 137.800 hektare (ha), yang terdiri dari 135.200 ha perkebunan produktif, dan 2.600 ha tanaman muda. Komposisi perkebunan inti dan plasma masing-masing sebesar 106.600 ha dan 31.200 ha.
Selama sembilan bulan 2018, laba bersih SMAR mencapai Rp12,43 miliar, atau terkoreksi hingga 97,98% year on year, dari posisi Rp634,28 miiar. Saat itu, penurunan laba bersih perseroan karena depresiasi rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp14.929 per dolar AS pada 30 September 2018 dari Rp13.548 per dolar AS pada akhir 2017. Rugi selisih kurs membengkak menjadi Rp1,01 triliun dari per September 2017 Rp53,88 miliar.
Selain itu, beban usaha menanjak menjadi Rp2,25 triliun per September 2018 dibandingkan sebelumnya Rp2,05 triliun. Laba usaha SMAR pun terkoreksi menuju Rp979,36 miliar dari posisi per September 2017 sebesar Rp1,15 triliun.
Untuk proyeksi pada 2019, perseroan masih melakukan penyusunan target pada 2019. Baru-baru ini, SMAR melakukan pemberhentian dan penambahan direksi baru.
Dalam hasil RUPSLB, Edy Saputra Suradja tak lagi menjabat sebagai Wakil Direktur Utama SMAR, karena adanya dugaan terlibat suap. Kini kasus tersebut masih ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.